Ahad 20 Nov 2016 10:01 WIB

Parade Kebinekaan Diklaim Bukan Acara Politik

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Esthi Maharani
Peserta Parade Bhineka Tunggal Ika yang berlangsung di kawasan Bundaran patung kuda Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Sabtu (19/11).
Foto: Amri Amrullah/Republika
Peserta Parade Bhineka Tunggal Ika yang berlangsung di kawasan Bundaran patung kuda Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Sabtu (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Sylver Matutina mengatakan parade kebhinekaan ini adalah untuk merawat dasar NKRI Pancasila. Sylver mengatakan parade ini bukanlah acara politik.

"Acara parade Kebhinekaan ini bukan acara politik. Kita adalah NKRI, kita harus meneruskan (perjuangan) pahlawan bangsa. Kita berasal dari beragam suku agama," ujar Sylver di Bundaran Hotel Indonesia, Ahad (20/11).

Sylver memaknai parade ini sebagai menunjukkan keberagaman NKRI. Hal tersebut tercermin dari adanya atraksi berbagai daerah provinsi, salah satunya ondel-ondel, musik kulintang, dan pencak silat.

"Kita kaya dengan budaya, harusnya keberagaman ini menjadi aset untuk memakmurkan negara," katanya.

Selain itu, Sylver mengatakan ada 32 komunitas yang bergabung dalam relawan NKRI di Bundaran HI.

"Ayo kita stop masalah politik agama. Ayo kita bersama untuk membangun bangsa ini. Jangan terpecah seperti negara Timur Tengah. Harusnya kita harus maju seperti negara seperti negara maju lainnya. Di Patung Kuda ada 17. 500 bendera merah putih kecil dan satu bendera merah putih besar memperlihatkan banyaknya kepulauan kita," ujar Sylver menjelaskan tujuan tersebut.

Ia berharap NKRI tetap jaya dan abadi. Bangsa Indonesia, Sylver mengatakan, adalah bangsa yang  besar.

Pada acara ini, Sylver juga menegaskan hadir atas inisiatif sendiri. Mereka menyiapkan bendera, makanan, dan minuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement