Sabtu 12 Nov 2016 15:12 WIB

Fahri Sebut Konsolidasi Jokowi tak Relevan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) R.M. Trusono (kiri) berada di atas tank Amphibi BMP-3 milik TNI AL saat memeriksa pasukan Marinir di Lapangan Utama Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) R.M. Trusono (kiri) berada di atas tank Amphibi BMP-3 milik TNI AL saat memeriksa pasukan Marinir di Lapangan Utama Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo sibuk melakukan konsolidasi setelah berlangsungnya demo 4 November yang menuntut ketegasan dalam penanganan kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama. Dalam konsolidasinya, Jokowi menjalin komunikasi dengan organisasi kemasyarakatan Islam, para ulama, para tokoh agama, hingga satuan-satuan di TNI dan Polri.

Menurut Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, konsolidasi politik yang dilakukan Jokowi tak akan bisa meredam suasana menjadi lebih kondusif. Tetapi, yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut menurutnya adalah Jokowi harus menghadapi secara langsung permasalahan yang ada dan berkembang di tengah masyarakat.

"Itu yang saya bilang politik gak boleh melingkar. Apapun persoalannya dihadapi. Mutar-mutar mengadu Si A dan B ini tak relevan. Tak begitu, tapi hadapi masalahnya," kata Fahri di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (12/11).

Fahri melanjutkan, apa yang disuarakan massa aksi 4 November adalah kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama diselesaikan dan ditangani serius oleh Polri. Maka dari itu, untuk mengelola politik agar kembali kondusif adalah dengan memenuhi permintaan massa aksi tersebut 

"Apa isunya, ya tackle masalahnya. Itu yang saya bilang ada api di rumah kita jangan ke tempat lain tapi padamkan apinya. Saya kira itu cara mengelola politik yang sehat," terang Fahri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement