Sabtu 05 Nov 2016 19:42 WIB

Ada 500 Perajin Tenun di Festival Baduy

Kain tenun Baduy  (foto : MgROL_37)
Kain tenun Baduy (foto : MgROL_37)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 500 perajin tenun di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak meramaikan festival Baduy guna menggenjot omzet penjualan juga ajang promosi agar dikenal masyarakat luas.

"Kami menjadikan festival itu menampung produk tenun khas kerajinan masyarakat Baduy," kata Ketua Panitia Festival Baduy Saprin di Lebak, Sabtu (5/11).

Produksi kerajinan kain tenun Baduy kini berkembang di masyarakat Baduy sehingga menjadikan pendapatan ekonomi warga setempat. Kelebihan tenun Baduy itu menggunakan pewarna alami dari kekayuan sehingga coraknya berbeda dengan tenun lain di tanah air.

Karena itu, produk tenun Baduy kini diminati desainer terkenal dari Jakarta untuk digunakan sebagai fashion. "Kami berharap dengan festival itu dipastikan produk tenun Baduy bisa dikenal masyarakat luas," katanya.

Menurut Saprin, saat ini, permintaan tenun cenderung meningkat, terutama para wisatawan dari berbagai daerah yang melakukan perjalanan wisata budaya di kawasan Baduy. Mereka para wisatawan domestik dari Jakarta, Bandung, Bogor dan Bekasi. Wisatawan membeli kain tenun Baduy untuk dijadikan kenang-kenangan dengan alasan tradisional juga memiliki nilai seni.

Kerajinan kain tenunan dikerjakan kaum perempuan dengan peralatan secara manual. Biasanya, kata dia, untuk mengerjakan kain dengan ukuran 3x2 meter persegi bisa dikerjakan selama sepekan.

Perajin merajut kain tenun sambil duduk di balai-balai rumah yang terbuat dari dinding bambu dan atap rumbia. "Kami mendorong perajin kain tenun Baduy itu berkembang sehingga dapat memenuhi ekonomi keluarga," katanya. Ia mengatakan, pelaksanaan festival Baduy yang digelar 4-6 November 2016 ditargetkan pengunjung 5.000 orang.

Festival itu, kata dia, diikuti sebanyak 500 perajin dengan menampilkan berbagai produk kerajinan, seperti kain tenun, golok, pakaian batik, gula aren dan tas koja. "Kami mendorong tujuan festival Baduy itu untuk membantu promosi dan pemasaran para perajin itu," katanya.

Amir (45) seorang perajin warga Baduy mengaku dirinya merasa kewalahan melayani permintaan tenun Baduy mulai masyarakat umum hingga wisatawan yang mengunjungi festival Baduy itu.

Saat ini, harga kain tenun dan pakaian batik Baduy itu tergantung kualitas mulai Rp 70 ribu sampai Rp 350 ribu per busana. "Selama ini banyak wisatawan domestik semakin mencintai produk Baduy," katanya.

Kepala Bidang Produksi Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan pihaknya terus meningkatkan pelatihan-pelatihan kepada perajin tenun Baduy guna meningkatkan kualitas. Selain itu juga melakukan pembinaan diversifikasi produk kerajinan tenun dan batik Baduy.

Saat ini, produk kain tenun Baduy terus dikembangkan karena dapat menumbuhkan ekonomi lokal. "Kami berharap kerajinan tenun Baduy itu dapat menyerap lapangan pekerjaan juga meningkatkan pendapatan ekonomi mereka," katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement