Jumat 14 Oct 2016 09:33 WIB

Cara Dimas Kanjeng Tanamkan Doktrin ke Pengikutnya Terungkap

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi
Foto: Antara
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID,Peneliti Kementerian Agama yang ditugaskan ke Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi menemukan sejumlah hal saat observasi. Hal itu di antaranya cara menanamkan doktrin Dimas Kanjeng Taat Pribadi ke para pengikutnya.

Peneliti Muda Bidang Aliran Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Achmad Rosidi mengatakan aktivitas di padepokan masih normatif seperti shalat, membaca Alquran, dan mengundang kiai untuk ceramah. Tapi para pengikut padepokan memiliki amalan yang hanya mereka saja yang tahu, seperti istighosah.

''Amaliyah istighosah itu sendiri, untuk pencairan dari dunia ghaib. Selama ini kalau ada yang pulang dengan tangan hampa dari sana, mereka tidak marah. Karena doktrinnya kalau kecewa berarti tidak percaya pada Yang Mulia, kalau tidak percaya uangnya tidak diterima,'' tutur Rosidi di Jakarta, Kamis (13/10).

Masyarakat sekitar juga memang tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan padepokan Dimas Kanjeng. Namun, masyarakat mengkhawatirkan adanya stigma kepada wilayah mereka. Kalaupun mengandalkan aktivitas ekonomi seperti sewa rumah oleh para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng, hal itu tidak berlangsung lama. Masyarakat tak jarang merasa kasihan kepada para pengikut padepokan yang datang dari tempat jauh dan harus kehabisan uang dan logisitik namun masih belum mendapat uang mereka kembali.

''Pengikut padepokan ini jadi serba tanggung. Mau kembali ke daerah asal dikejar orang yang menitipkan uang, bertahan di sana pun uang mereka tidak kunjung cair,'' kata Rosidi.

Meski mengaku merasa nyaman bisa beribadah dan bertemu banyak orang, tapi suasana hati para pengikut tidak bisa disembunyikan. Sebab mereka masih memiliki keluarga dan tanggungjawab di daerah asal.

Hasil temuan ini nantinya akan dikoordinasikan lintas instansi seperti Kemenko PMK, MUI, dan Kemensos, akan ada sinergi. Keputusan ajaran padepokan ini sesat atau tidak akan jadi kewenangan MUI untuk menentukan.

Belum lama ini, terungkap dugaan praktik dan penyebaran ajaran menyimpang di Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur. Selain itu, sorotan lain terhadap padepokan ini adalah kemampuan Taat Pribadi menggandakan uang. Kasus ini terbuka setelah Taat Pribadi ditangkap karena pembunuhan dua orang mantan aktivis padepokan. Dua orang itu pula yang melaporkan ajaran menyimpang yang dilakukan Taat Pribadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement