Senin 26 Sep 2016 14:47 WIB

Pedagang dan Wisatawan Diminta Tinggalkan Area Gunung Bromo

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah wisatawan dan masyarakat suku Tengger menuju kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah wisatawan dan masyarakat suku Tengger menuju kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pascadiumumkannya kenaikan status Gunung Bromo dari Waspada menjadi Siaga, para pedagang dan wisatawan diminta menjauh dari area gunung yang mengangkangi empat kabupaten itu. Gunung Bromo dinaikkan statusnya pada Senin (26/9) pagi. Tak lama setelah statusnya naik, petugas dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) langsung menyosialisasikan ke masyarakat sekitar.

Para pedagang dan pemilik warung di lautan pasir diminta meninggalkan area tersebut. Karena, area sejauh 2,5 kilometer dari kawah harus steril dari aktivitas masyarakat. Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah BBTNBTS Ngadisari, Sarmin, mengatakan informasi perubahan status diterima petugas di lapangan pada pukul 09.00.

Meski aktivitas pedagang dan wisatawan tak terlalu ramai karena bukan hari libur, sterilisasi wajib dilakukan. "Para pedagang dan pengunjung kami minta meninggalkan kawasan Gunung Bromo," kata dia pada Senin (26/9).

Meski kini berstatus Siaga, para wisatawan tetap bisa menikmati keindahan Gunung Bromo dari kawasan Penanjakan dan Cemoro Lawang. Berdasarkan data dari pintu masuk Ngadisari, jumlah pengunjung hari ini tercatat 510 orang. Mereka terdiri atas 405 wisatawan domestik dan 105 wisatawan mancanegara.

Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Bromo agar tetap tenang. "Jangan terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement