Jumat 23 Sep 2016 22:34 WIB

'Harga Mati' dari Demokrat Buat Koalisi Kekeluargaan Pecah

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ilham
Hidayat Nur Wahid
Foto: Dok: MPR
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta penantang pejawat dipastikan ada dua pasangan. Pajawat Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat akan ditantang oleh pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Munculnya dua pasangan penantang pejawat itu harus ditempuh melalui proses yang panjang dan baru diputuskan final di ujung jelang penutupan pendaftaran di KPUD. Harapan masyarakat agar hanya ada satu pasangan penantang Ahok-Djarot kini pupus.

Lobi di antara 'Koalisi Cikeas' (Agus-Sylviana) dan 'Koalisi Hambalang' (Anies-Sandiaga) akhirnya tak ketemu. Apa yang menyebabkan lobi di antara Koalisi Kekeluargaan tak ketemu?

Anggota Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, Partai Demokrat sejak awal telah mematok 'harga mati' untuk Agus Yudhoyono sebagai cagub. Hal inilah yang membuat Gerindra dan PKS kemudian memutuskan untuk mengusung pasangan sendiri.

"Pak SBY memutuskan putranya sebagai cagub, dan hal itu keputusan yang tidak bisa didiskusikan dan didialogkan. Tapi kami menghormati itu," kata dia di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/9).

Menurutnya, wajar jika Gerindra yang memiliki 15 kursi atau partai terbesar kedua di DKI tak bisa menerimanya. Prabowo, kata dia, bahkan sudah minta waktu untuk bertemu SBY. Tapi di hari terakhir justru tidak bisa mendapat waktu berjumpa dengan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut untuk mendialogkan.

"Sementara kami sudah lama mencalonkan Sandiaga, kan jauh lebih dulu (daripada Agus)," ujar mantan presiden PKS ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement