REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa depan Jakarta saat ini dinilai telah lari semakin menjauh dari cita-cita luhur yang pro wong cilik, berbasis pelayanan dan partisipasi warga. Kenyataan itu semakin dipertegas dengan sikap politik PDIP melalui keputusannya untuk mendukung dan merekomendasikan kembali Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagagai Gubernur DKI 2017-2022.
Dengan mengusung Ahok, Ketua RT 04, Guji Baru, Deni Aryanto menganggap Partai berlambamg banteng bermoncong putih itu telah mengkhianati jutaan mimpi rakyat miskin yang terancam hidupnya. Program penggusuran yang dicanangkan oleh Ahok selama menjabat gubernur dua tahun terakhir sudah sangat menyusahkan warga.
"PDIP dan Megawati Soekarnoputri, telah mengkhianati kami. Kami yang sejak awal mendukung PDIP serta mengharapkan PDIP untuk tidak mendukung Ahok, tapi kenyataannya justru mengeluarkan keputusan mendukung Ahok," kata dia, Selasa (20/9).
Dia melanjutkan, keputusan itu sudah memperjelas bahwa PDIP telah menjadi partai yang anti-wong cilik karena PDIP sudah tidak lagi memperdulikan nasib mereka. Saat ini, masyarakat kecil dan miskin hidup sengsara dengan kepemimpinan Ahok yang anti-kemiskinan dan demokrasi.
Deni menambahkan, dengan mendukung Ahok, PDIP telah menjual harga dirinya sebagai partai dan lebih memilih kepentingan pemodal yang selama dua tahun belakangan. Hal itu telah merusak tatanan hidup masyarakat miskin di Jakarta.
PDIP, menurutnya, seakan-akan lupa bahwa kemenangan yang dicapai pada masa pemilu legislatif dan pemilu presiden adalah berkat dukungan dari segenap basis tradisional yang selama ini justru menolak kepemimpinan Ahok sebagai gubernur.