REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan terduga teroris Basri merupakan DPO yang lari pada saat baku tembak yang menewaskan Santoso pada Senin 18 Juli 2016 lalu. Basri tertangkap oleh satgas Tinombala pada Rabu (14/9) di pesisir Poso, Sulawesi Tengah.
"Ingat pada saat terjadi baku tembak dan Santoso tertembak ada yang lari, yang lari istri Basri, Basri, dan orang yang patut kita duga adalah Andika," ungkap Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (16/9).
Menurut Boy kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) memang telah berpencar alias tidak lagi bergelombol. Menurut dia mereka terpencar menjadi beberapa titik koordinat. "Jadi mereka sudah berpecah ada yang bertiga, berdua jadi tidak utuh dalam satu kelompok," ujar Boy.
Sehingga menurut Boy ini juga semakin mempermudah satgas yang juga terbagi dalam empat sektor dalam melakukan pencarian. "Kita harapkan semakin mempermudah menemukan mereka," terangnya.