REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Padang berkeinginan menjadikan daerahnya sebagai kota penghafal Alquran. Gerakan menghafal Alquran diharapkan lebih masif.
"Dan Kota Padang ke depan menjadi kota penghafal Alquran dengan melahirkan hafiz dan hafizah baru," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah saat menghadiri Wisuda Akbar Penghafal Alquran yang digelar Pondok Pesantren Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran di Masjid Nurul Iman Padang, Ahad (29/5).
Mahyeldi menyebut, program 'Indonesia Menghafal Alquran' yang diusung PPPA Daarul Quran, sejalan dengan 'Gerakan Padang Menghafal Quran'. Sehingga, ia meyakini, Kota Padang mampu melahirkan penghafal Alquran tidak hanya di pesantren, namun juga dari sekolah umum.
Gerakan Padang Menghafal Quran menjadi fenomena bagi masyarakat setempat. Gerakan tersebut dicanangkan wali kota sejak 2015 lalu. Pascapencanangan itu, bahkan muncul kelompok-kelompok penghafal Alquran.
Mahyeldi menyebut, kalangan generasi muda, khususnya pelajar memiliki antusiasme menyambut gerakan ini. Sebab, Pemkot Padang berkomitmen memberikan kemudahan pendidikan bagi penghafal Alquran.
Ia menjabarkan, bagi lulusan SD yang hafal minimal tiga juz, bisa melanjutkan SMP di mana saja. Kemudian, bagi lulusan SMP/sederajat yang hafal minimal lima juz, dapat melanjutkan ke SMA/sederajat mana saja.
Sementara bagi lulusan SMA/sederajat yang hafal minimal tujuh juz, akan diterima tanpa tes di sejumlah perguruan tinggi di Kota Padang, seperti, Universitas Andalas (Unand), Universitas Negeri Padang (UNP) dan IAIN Imam Bonjol. Kemudian, khusus siswa yang berprestasi dan hafal minimal 10 juz, bakal diberikan kemudahan masuk Fakultas Kedokteran, Unand.
"Hal ini sebuah bentuk motivasi dalam rangka membumikan Alquran dan syiar agama bagi generasi muda Islam," ujar Mahyeldi.