Senin 02 May 2016 14:24 WIB

Pemerintah Tempuh Berbagai Strategi Bebaskan 4 WNI dari Abu Sayyaf

Red: Nur Aini
Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam. Setelah Sepuluh WNI berhasil dibebaskan, pemerintah akan kembali fokus mengupayakan pembebas
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam. Setelah Sepuluh WNI berhasil dibebaskan, pemerintah akan kembali fokus mengupayakan pembebas

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia masih terus bekerja bersama dengan berbagai pihak dalam upaya pembebasan empat WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Indonesia masih bekerja keras untuk pembebasan empat anak buah kapal (ABK) kapal TB Henry yang disandera di Filipina.

Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI dalam acara penyerahan 10 ABK WNI - korban sandera kelompok Abu Sayyaf yang telah berhasil diselamatkan dan kembali ke Tanah Air. Menurut Retno, Pemerintah Indonesia akan menggunakan berbagai cara dan strategi untuk dapat membebaskan keempat ABK WNI yang masih dalam tawanan kelompok Abu Sayyaf.

"Pemerintah Indonesia akan menggunakan semua opsi terbuka untuk dapat membebaskan empat ABK WNI yang masih menjadi sandera," ujar dia Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin (2/5).

Dia kembali menegaskan bahwa pemerintah Indonesia dalam upaya pembebasan tidak akan memberikan uang tebusan kepada kelompok Abu Sayyaf, namun pemerintah terus memantau tempat keempat ABK WNI tersebut disandera. "Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang tebusan, tetapi lokasi keempat ABK yang disandera itu terus dipantau dari waktu ke waktu," kata dia.

Sebelumnya, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein - selaku negosiator dalam upaya pembebasan WNI - mengaku masih terus melakukan proses pembebasan empat WNI awak kapal TB Henry yang juga di Filipina.

"Jadi kita telah mengetahui letak posisi mereka di mana. Saya sudah kontak dengan yang pegang empat orang itu. Semoga bisa kita bebaskan," kata Kivlan.

Namun, mantan Kepala Staf Kostrad ini meminta agar tidak ada upaya-upaya yang justru akan mengacaukan perundingan yang saat ini sedang berjalan. Apalagi pihak-pihak yang hanya ingin mencari nama.

Kelompok Abu Sayyaf telah menawan 14 sandera WNI sejak 23 Maret 2016 lalu, dan akhirnya penyanderaan tersebut bisa diakhiri dengan pendekatan serta dialog. Sebanyak 10 ABK WNI berhasil dibebaskan, namun empat lainnya masih tertawan. Selain itu, masih ada 13 sandera lainnya dari sejumlah negara, di antaranya empat warga Malaysia, Jepang, Belanda, Kanada, Norwegia, dan Filipina.

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang dikenal brutal tersebut sebelumnya meminta tebusan sebesar Rp 14,3 miliar kepada Pemerintah Indonesia untuk pembebasan sandera WNI tersebut.

Baca juga: Perusahaan Pemilik Kapal Bantah Beri Uang Tebusan ke Abu Sayyaf

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement