Rabu 25 Dec 2019 05:24 WIB

Prabowo Temui Menhan Filipina Bahas Pembebasan WNI

Prabowo bahas pencegahan WNI berulang kali ditahan Abu Sayyaf.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Menhan Prabowo segera bertolak ke Filipina dalam kaitan penyanderaan WNI oleh Abu Sayyaf di Filipina.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Menhan Prabowo segera bertolak ke Filipina dalam kaitan penyanderaan WNI oleh Abu Sayyaf di Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina untuk membahas pembebasan seorang warga negara Indonesia (WNI) yang masih menjadi tahanan Abu Sayyaf. Keduanya juga akan membahas langkah pencegahan agar hal serupa tak kembali terjadi.

“Pak Prabowo akan bertemu dengan Menhan Philipina di Manila beberapa hari ke depan untuk membahas hal tersebut,” ujar Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui pesan singkat, Rabu (25/12).

Baca Juga

Dalam pertemuan itu pula, Dahnil menjelaskan, Prabowo akan berterima kasih secara langsung kepada Menteri Pertahanan Filipina atas bantuan pembebasan dua WNI yang juga disandera oleh Abu Sayyaf. Di samping itu, Parbowo juga akan membahas langkah-langkah pencegahan agar hal serupa tak terjadi lagi di kemudian hari.

“Juga bicara tindak lanjut berikutnya terkait dengan langkah-langkah untuk mencegah kembali terulang penculikan-penculikan terhadap nelayan Indonesia, termasuk bicara dengan Malaysia,” katanya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan, dua dari tiga warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf sudah siap diterbangkan ke Indonesia. Sebelum diterbangkan ke Jakarta, dua WNI itu akan menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Abu Sayyaf masih membawa satu, masih membawa satu lagi, sedang diburu. Ya kita tunggu sajalah, perkembangannya positif dua sudah siap diterbangkan ke Jakarta lagi cek kesehatan," ujar Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (23/12).

Pemerintah Indonesia akan terus berusaha membebaskan tiga orang WNI yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina. Upaya tersebut akan dilakukan tanpa menodai kedaulatan negara Indonesia maupun negara yang terkait dengan kejadian penyanderaan itu.

"Kita akan melanjutkan langkah-langkah yang sudah diambil selama ini, untuk tetap berusaha membebaskan tersandera tanpa korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan negara kita maupun kedaulatan negara-negara yang bersangkutan," katanya.

Pada Ahad (22/12), pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Filipina dalam membebaskan dua orang WNI dari sandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Mereka telah disandera selama 90 hari, sementara satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Indonesia telah mengupayakan berbagai langkah diplomasi seperti melalui pembicaraan langsung Presiden Joko Widodo dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte serta Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Pertahanan Filipina. Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi internal Pemerintah Indonesia yang dilakukan Kemenkopolhukam RI.

Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti melalui kerja sama intensif antara badan intelejen Indonesia dengan militer Filipina, di mana operasi pembebasan berhasil menjejak posisi penyandera. Terjadi kontak senjata pada 22 Desember 2019 pagi hari.

Kemenlu mengatakan, dalam operasi tersebut, dua WNI atas nama SM dan ML berhasil dibebaskan. Sementara, satu sandera WNI atas nama MF masih terus diupayakan pembebasannya. SM dan ML akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement