Rabu 20 Apr 2016 13:35 WIB

Sebagian Warga Pasar Ikan Masih Bertahan di Reruntuhan Bangunan

Rep: c21/ Red: Ani Nursalikah
 Aktifitas warga di bekas bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/4).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Aktifitas warga di bekas bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar warga pembongkaran untuk revitalisasi di Kawasan Pasar Ikan atau Kampung Aquarium RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara masih bertahan di tiga titik bekas pembongkaran, Senin (11/4) lalu. Setidaknya ada tiga posko kemanusiaan yang berada di sekitar puing bangunan, seperti perahu tradisional, puing bangunan dan Masjid Jami' Keramat Luar Batang.

Posko kemanusian mereka bangun seadanya dengan mengandalkan triplek bekas pembongkaran. "Semua warga yang bertahan tersebar di sekitar pembongkaran sejak dimulainya revalitasi," kata perwakilan warga RT 12 RW 04, Nurini Ernawati, Rabu (20/4).

Nurini menuturkan mereka bertahan tidur di sekitaran lokasi pembongkaran, atau dimana pun ada tempat. Dia menyesalkan sejak awal pembongkaran tidak ada sosialisasi, dialog, atau musyawarah secara masif. Mengenai rumah susun (rusun) yang ditawarkan pemerintah, menurutnya, tak mencukupi. Apalagi dengan rusun tersebut, untuk mencari nafkah terbilang sulit.

Namun, jika dipindah ke rusun yang disiapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentu membuat mata pencaharian mayoritas warga Kampung Aquarium menghilang. Nurini juga menambahkan kondisi rusun tidak layak, sehingga tidak sedikit warga yang bertahan atau kembali ke puing-puing bangunan hancur.

Beberapa warga yang telah berada di rusun menuturkan tidak ada tempat layak karena listrik mati atau kondisi kamar tanpa pintu. Selama bertahan di lokasi pembongkaran, Nurini menuturkan tidak pernah ada bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut datangnya hanya dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau orang yang peduli dengan nasib korban pembongkaran.

Dia menambahkan tidak sedikit warga yang telah berada di rusun Marunda atau Cakung kembali lagi pulang ke reruntuhan bangunan untuk mencari bantuan. "Ada anak sekolah yang terlantar, kasihan anak terlantar," kata dia.

Nurini membandingkan sedikit terkait dengan perlakuan yang lebih istimewa terhadap warga penggusuran lainnya. Salah satunya warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka mendapatkan kompensasi dari pemerintah Rp 5 juta. Sedangkan rusun yang didapatkannya lebih bagus daripada warga pembongkaran di Kampung Aquarium.

"Kalijodo mendapat kompensasi Rp 5 juta, Rusun Marunda di Blog A11/tipe 36," kata dia.

Namun untuk warga pembongkaran di Kampung Aquarium mendapatkan rusun di Blog A, B, C. Kondisinya, menurut Nurini belum layak karena kondisi ruangan juga belum di keramik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement