REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan konsep pembangunan pasar ikan bersih. Pasar ikan nantinya terintegrasi dengan wisata kuliner di kawasan kampung nelayan Bintaro Kecamatan Ampenan.
"Desain pasar ikan bersih terintegrasi wisata kuliner sudah kita siapkan dengan asumsi kebutuhan anggaran sekitar Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Irwan Harimansyah di Mataram, Kamis (1/2/2024).
Menurut dia, besarnya anggaran yang dibutuhkan itu karena pasar ikan bersih yang juga terintegrasi dengan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) nelayan akan dibangun dengan fasilitas pendukung yang lengkap. Fasilitas pendukung yang dimaksudkan itu antara lain, instalasi pengelolaan air limbah (Ipal), ruang pendingin ikan (cold storage), pasar ikan bersih seperti halnya sebuah "supermarket", dan bagian pinggir pantai di tata untuk areal lapak pedagang kuliner ikan.
"Jadi masyarakat bisa datang ke areal itu bisa memilih jenis ikan yang diinginkan, kemudian dimasak langsung sesuai selera selanjutnya dinikmati di tempat sambil melihat suasana pantai," katanya.
Dia menilai, dengan konsep pasar ikan terintegrasi itu diyakini dapat menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan nelayan sekitar. "Karena itulah, kebutuhan anggaran itu sedang kami perjuangkan di pemerintah pusat. Semoga bisa terealisasi," katanya.
Menyinggung tentang pembangunan pasar ikan bersih yang sudah dibangun akhir tahun 2023 dengan dana APBD Kota Mataram sekitar Rp 500 juta, Irwan mengatakan, lapak pasar ikan bersih yang dibangun itu merupakan lapak untuk pengepul ikan laut. Para pengepul tersebut saat ini beraktivitas di lahan depan Makam Bintaro dan kondisinya nilai kurang representatif. Karena itulah, aktivitas pengepul ikan akan dipindah ke dekat rusunawa.
"Di APBD perubahan 2024, sudah kita ajukan Rp200 juta untuk pemasangan atap agar pedagang bisa kita relokasi tahun ini. Anggaran Rp 500 juta itu, hanya untuk pembuatan lapak dan pemasangan tiang kolom," kata dia.