Jumat 15 Apr 2016 17:01 WIB

Digusur Pemprov DKI, Supinah tak Putus Asa Jualan Nasi Uduk

Rep: c21/ Red: Teguh Firmansyah
 Aktifitas warga korban penggusuran Pasar Ikan bertahan di atas perahu, Jakarta, Rabu (13/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Aktifitas warga korban penggusuran Pasar Ikan bertahan di atas perahu, Jakarta, Rabu (13/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah yang ditinggalinya di Kawasan Pasar Ikan atau Kampung Aquarium, RW4/RT1, Penjaringan, Jakarta Utara selama 19 tahun telah rata dengan tanah.

Dialah Supinah (52) yang kesehariannya membuka kios makanan nasi uduk, kopi dan gorengan. "Kita enggak ngambil rusun, karena usahanya nelayan dan jauh. Sekarang masih bertahan di perahu kayu berwarna hijau," kata dia, Jumat (15/4).

Supinah menuturkan anak pertamanya sekarang memilih tinggal di rumah mertua. Adapun sampai sekarang ia masih tinggal di perahu menunggu adanya penggantian uang.

Dia mengingat dulunya memiliki kios nasi uduk yang selalu habis terjual dari pukul 05.00 WIB sampai 08.00 WIB. Tak kurang sembilan liter nasi uduk terjual habis. Selanjutnya Kopi sepuluh liter juga habis terjual dalam sekejap mata. "Kalau orang ke laut, orang pastinya nyarinya nasi, kopi dan es batu," kata dia.

Jadinya Supinah berjualan semua kebutuhan untuk nelayan. Sang suami juga belum dapat melaut lagi, karena rumahnya sekarang adalah perahu.

Kedepan ia masih tinggal di perahu, karena harga sewa kontrakan mahal. Untuk ekonominya sekarang, dia masih mengandalkan berjualan kopi dan rokok di pinggiran puing-puing bangunan yang hancur.

Tendanya sederhana dengan sebuah payung, meja dan kursi seadanya. Penjualan kopi tersebut untuk mencukupi hidup di atas perahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement