Jumat 08 Apr 2016 11:44 WIB

Ratusan Warga Demo Tolak Pembelian Fortuner untuk Dewan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Angga Indrawan
all new fortuner
Foto: Republika/dian fath
all new fortuner

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan warga Jawa Barat yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat Jawa Barat melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak rencana pembelian 100 mobil Toyota Fortuner baru yang diusulkan oleh DPRD Jabar. Aksi unjuk rasa akan digelar di halaman Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Bandung, Jumat (8/4).

Berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Peduli Jabar datang tersebut, datang ke gedung dewan untuk menolak rencana DPRD Jabar yang hendak membeli 100 unit mobil Toyota Fortuner. Mereka menilai dalam kondisi saat ini tak tepat kalau dewan menghabiskan anggaran Rp 50 miliar lebih untuk kepentingan pribadi. Mereka, menggelar aksi dengan menggunakan ratusan sepeda motor dan mobil bak terbuka.

Selain berorasi, mereka membawa berbagai spanduk. Di antaranya bertuliskan, "Menolak Pengadaan Mobil Mewah bagi DPRD Jabar', "Selamatkan uang rakyat" dan lain-lain

Menurut Koordinator aksi, Hendra Krisdiana, pihakanya meminta usulan pembelian 100 mobil mewah itu dibatalkan. Anggota dewan, jangan mementingkan kepentingan sendiri. Tapi, harus mendengar suara rakyat.

"Kami masyarakat Jabar dengan tegas menolak pembelian mobil mewah yang diperuntukkan bagi anggota DPRD Jabar. Dengar suara rakyat. Buka mata hati kalian wahai anggota dewan," ujar Hendra di sela-sela orasinya di depan Gedung DPRD Jabar, Jumat (8/4).

Menurut Hendra, bila DPRD Jabar tetap memaksakan untuk membeli mobil mewah yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 50 miliar lebih, para wakil rakyat akan menyakiti hati masyarakat Jabar. Dari pada digunakan membeli mobil mewah, lebih baik digunakan untuk kepentingan masyarakat Jawa Barat.

Misalnya, kata dia, lebih baik uangnya dipergunakan untuk masyarakat kecil, anak yatim. Apalagi, saat ini masih banyak warga Jabar yang jadi pengangguran. "Masyarakat Jabar masih banyak yang miskin, mau makan saja susah," kata Hendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement