Rabu 06 Apr 2016 13:23 WIB

'Berbahaya Jika Fahri Hamzah Pindah ke Partai Lain'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Surat pemecatan Fahri Hamzah yang beredar di media sosial
Foto: media sosial
Surat pemecatan Fahri Hamzah yang beredar di media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Pemecatan politikus Fahri Hamzah diyakini tidak akan membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terbelah dua. Namun bukan berati pemecatan ini tidak akan berdampak bagi PKS.

Partai politik biasanya mencari daya kritik dan daya loyal. Jika ada kader yang sudah tidak loyal pada pimpinan maka akan 'disingkirkan' dari partai. Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono mengatakan cukup berbahaya apabila Fahri berpindah ke partai lain.

"Dalam politik, kalau orang kecewa biasanya pindah ke partai lain. Kalau pindahnya jelang pemilu, maka yang rugi PKS," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id.

Pasalnya, kata Teguh, Fahri memiliki kinerja cukup bagus, vokal menyampaikan kritikannya, menguasai masalah, serta berani berbeda pendapat. Untungnya, pemecatan ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum pemilu sehingga dampaknya tidak akan terlalu besar bagi PKS.

Dia juga yakin hal ini dilakukan PKS sejak jauh hari agar tidak berdampak bagi persiapan partai menghadapi pemilu. Lambat laun, menghilangnya Fahri tidak akan terlalu dirasakan PKS, sama halnya seperti perginya Anis Matta dari partai tersebut.

Teguh mengatakan ada beberapa partai yang mudah menerima Fahri selepasnya dari PKS, di antaranya Demokrat dan Gerindra. "Karena partai tersebut fair dan tidak terlalu mempersoalkan ideologi kepartaian," kata dia. Kedua partai itu cukup terbuka dan tidak sekonservatif PDI Perjuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement