Sabtu 02 Apr 2016 19:56 WIB

Puluhan Ketua RT Tuntut Mundur GM PLN Kalselteng

Listrik padam (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Listrik padam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- General Meneger (GM) PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) Purnomo mendapat tuntutan harus mundur dari puluhah ketua Rukun Tetangga (RT). Tuntutan itu akan terus dilancarkan jika GM PLN tidak bisa secepatnya mengatasi krisis listrik yang terjadi di wilayah itu.

Tuntutan mundur itu disuarakan para perwakilan Ketua Rukun Tetangga (KRT) di 52 kelurahan se-Kota Banjarmasin saat mengikuti acara dialog interaktif 'Banjarmasin Krisis listrik' dengan sub tema 'Apa yang sudah dilakukan PLN?'. Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di HBI Banjarmasin ini dilaksanakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Banjarmasin, dengan narasumber utama langsung dihadiri GM PT PLN Wilayah Kalselteng Purnomo, Sabtu (2/4).

Menanggapi adanya tuntutan keras para ketua RT itu, Purnomo menganggapnya sebuah hal yang biasa sebagai ungkapan kritik dan kekecewaan masyarakat terhadapnya. "Kalau itu membuat jadi bagus saya tidak masalah mundur, saya tidak masalah dengan itu (jabatan). Sekarang saya hanya berusaha maksimal mengatasi krisis daya listrik ini," ujarnya.

Dia mengakui, kekecewaan masyarakat terhadap PLN saat ini sangat memuncak dengan terus terjadinya pemadaman listrik. Namun menurut dia, itu perlu dimengerti masyarakat karena adanya gangguan yang tidak bisa diatasi cepat. "Jadi adanya tuntutan-tuntutan dan pernyataan macam-macam dari masyarakat terhadap kita itu normal dan rasional," tuturnya.

Purnomo menjelaskan terjadinya krisis listrik karena adanya langkah pemeliharaan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-asam. Salah satunya pada unit dua yang mengakibatkan defisit daya listrik cukup besar. "Secara keseluruhan defisitnya 43,5 MW, ini setara dengan padamnya 87 ribu rumah tangga yang terimbasnya pemadaman dari 1,4 juta pelanggan PLN," ujarnya.

Purnomo mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan penangan masalah ini. Di antaranya dengan relokasi PLTD dari Bali dan Riau yang berdaya 50 MW dan membeli excess power berdaya 35 MW yang ditarget akhir Juni bisa terealisasi.

Dia mengatakan, berbagai upaya cepat akan dilakukan oleh PLN. Bahkan PLN akan bekerja sama dengan perusahaan listrik swasta sebagai langkah mengatasi krisis listrik.

Salah seorang perwakilan RT Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Bambang mengaku, tidak merasa puas dengan penjelasan pihak PLN. Sebab tidak ada kepastian atau jaminan akan pemadaman yang sangat merugikan masyarakat ini. "Masyarakat tahunya kapan listrik tidak padam-padam lagi. Sebab banyak alat elektronik mereka rusak karena ini, kalau tidak bisa berjanji, teman-teman ketua RT banyak tadi minta GM-nya mundur saja," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPD KMPI Kota Banjarmasin Said Komaruzzaman menyatakan, kegiatan yang diinisiasi pihaknya ini bertujuan memfasilitasi komunikasi masyarakat dengan PT PLN, di mana sejauh ini tidak pernah terjadi secara langsung. "Dalam pertemuan ini, silakan sampaikan keluhan, dan pihak PLN bisa secara langsung menyampaikan penjelasan terhadap masalah kelistrikan di daerah ini, kenapa ada masalah," tuturnya.

Dia mengakui, bahwa banyak para peserta yang menuntut GM PT PLN Kalselteng Pornomo mundur, namun itu harus dimaknai dengan bijak semua pihak, termasuk PLN dan masyarakat sendiri. "Meski dia mundur besok misalnya, belum tentu juga listrik bisa normal. Jadi inti masalahnya akan kita bisa pecahkan bersama," ujarnya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement