Rabu 30 Mar 2016 06:18 WIB

Rektor dan Kapolda Diminta Bertanggung Jawab Atas Ledakan di Kendari

Granat
Foto: Republika/Yasin Habibi
Granat

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) di Kendari bersama Kapolda Sulawesi Tenggara diminta bertanggungjawab atas tragedi ledakan granat di gedung workshop UHO saat pelatihan sekuriti kampus sehingga menewaskan empat peserta dan delapan luka-luka.

Pengurus Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDI Perjuangan setempat La Ode Ota, di Kendari, Rabu (30/3), menyatakan Rektor UHO dan Kapolda Sulawesi Tenggara sebagai pihak yang harus bertanggungjawab atas tragedi ledakan granat saat pelatihan di kampus UHO itu.

Bagaimana bisa, ujarnya pula, dalam pelatihan dasar pengamanan kampus, instruktur atau pelatih dapat menggunakan alat peraga berupa granat aktif yang siap ledak. Menurutnya, penggunaan alat peraga granat aktif itu atas sepengetahuan Rektor UHO dan Kapolda Sultra.

"Oleh karena itu, kedua pejabat tersebut harus bertanggungjawab terhadap para korban beserta keluarganya, terutama anak-anak dari korban yang meninggal dunia," katanya lagi.

Peristiwa tragis yang merenggut empat korban dan delapan korban luka-luka tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WITA, saat pelatih dari Brimob Polda Sultra memperlihatkan jenis peledak granat kepada peserta pelatihan pendidikan dasar pengamanan bagi sekuriti Kampus UHO.

Menurut Sekretaris UPT Pengamanan Kampus UHO Ali Mardai, peserta pelatihan yang berlangsung di dalam gedung workshop UHO itu berjumlah 57 orang Satpam.

Granat yang diperlihatkan dalam pelatihan sebanyak enam buah. Salah satu di antara granat yang dipegang Brigadir Khaidir tiba-tiba meledak dan menewaskannya bersama tiga peserta pelatihan.

Nama-nama korban meninggal akibat ledakan granat di dalam gedung workshop Kampus OHU yakni Brigadir Khaidir (anggota Brimob Polda Sultra), Kaharuddin, Jufriady, dan Supriadi (anggota Satpam). Sedangkan korban luka-luka yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit, yakni Asis, Jaimin, Imron, Fajar, La Ode Fanani, Arhan, dan Aiptu Safruddin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement