Rabu 16 Mar 2016 17:05 WIB

Pencalonan Ani Yudhoyono Jangan Andalkan Pamor Demokrat di Masa Lalu

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Ani Yudhoyono
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ani Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Demokrat harus mengusung gagasan inovatif apabila benar ingin mengusung Ani Yudhoyono dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebaliknya, apabila Demokrat tidak mempunyai gagasan itu, maka pencalonan Ani akan sia-sia.

“Kalau Demokrat hanya mengandalkan masa lalu, akan memalukan Bu Ani. Kasihan Bu Ani,” ujar pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung Muradi kepada Republika.co.id, Rabu (16/3).

Sedari sekarang, gagasan tersebut harus dicari. Tak hanya sekadar gagasan biasa, namun harus benar-benar merupakan gagasan segar dan mampu menjadi pembeda dengan pemerintahan saat ini. Demokrat jangan sampai hanya menjadi partai politik yang haus kekuasaan.

Partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini harus terus menggali gagasan politik. Selama ini masyarakat menganggap Demokrat hanya menjual figur SBY. “Demokrat harus melakukan konsolidasi internal dalam menemukan gagasan baru untuk bisa kembali kompetitif di 2019,” kata Muradi.

Pendirian partai ini pada 9 September 2001 ini erat kaitannya dengan niat untuk membawa SBY, yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di bawah Presiden Megawati, menjadi Presiden. Karena hal inilah, Demokrat terkait kuat dengan figur SBY.

Pada Pemilu 2014, jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Demokrat merosot drastis dari posisi pertama pada 2009 menjadi posisi keempat dari 10 partai di DPR. Perolehan suara Demokrat kala itu hanya 10,19 persen suara nasional (12.728.913).

Perolehan ini disebut-sebut karena kasus beberapa kader partai yang terkait masalah hukum yang membuat citra Demokrat menurun di mata publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement