Selasa 15 Mar 2016 17:00 WIB

Komentar SBY Terhadap Pemerintahan Jokowi Dinilai Wajar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Demokrat Dede Yusuf menilai komentar Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap era pemerintahan Joko Widodo merupakan hal wajar. Sudah menjadi hal lumrah, kata dia, ketika Presiden terdahulu memberikan saran dan kritiknya terhadap pemerintahan saat ini.

Ketika menjabat sebagai Presiden selama 10 tahun pun, ia kerap mendapatkan komentar dan kritikan dari berbagai pihak. Bahkan, kata Dede, SBY tak jarang di-bully sana-sini. “Biasa saja kalau dikomentari. Justru ketika mampu menerima kritikan, hal itulah yang dapat menguatkan Presiden,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (15/3).

Ketua Komisi IX DPR ini meminta pihak-pihak yang dikritik SBY hendaknya memiliki pikiran terbuka. “Kalau ada yang mengatakan ngapain (SBY mengkritik pemerintahan saat ini), ya jangan alergi dengan kritikan dong,” kata Dede.

(SBY: Pemerintah Intervensi Konflik Golkar dan Partai).

Di era pemerintahan saat ini, Demokrat memposisikan dirinya sebagai partai penyeimbang. Untuk itu, sudah sewajarnya jika Demokrat menyampaikan kritiknya pada pemrintah. Menjadi hal lumrah pula ketika SBY yang menyampaikan kritik tersebut ke publik mengingat posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Kritik tersebut juga merupakan hasil masukan dari perpanjangan tangan Demokrat yakni para anggota legislatifnya di DPR dan DPRD. Supaya ‘mesin’ partai berjalan, SBY juga pro-aktif turun langsung ke masyarakat. Setelah mendengar aspirasi masyarakat, SBY pun menginstruksikannya langsung ke kader-kader Demokrat di DPR dan DPRD sebagai wakil rakyat. Aspirasi dari masyarakat itulah yang menjadi asal muasal kritik dan saran Demokrat ke pemerintah.

“Kalau ada yang bagus kami dukung, kalau ada (kebijakan) yang tidak sesuai amanat undang-undang atau semangat janji Presiden akan kami kritik,” ujar Dede.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement