Senin 21 Mar 2016 17:55 WIB

SBY: Bukankah Pemimpin Harus Mendengar?

Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Antara/Andika Wahyu
Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono membantah anggapan publik yang mencuat soal situasi politik yang terjadi pascatour de Jawa Partai Demokrat. Sebelumnya, aksi roadshow SBY ke sejumlah daerah dianggap berbuah balasan berupa kunjungan Jokowi ke proyek Hambalang yang mangkrak.

SBY membantah bahwa yang dilakukan Jokowi ke Hambalang menghancurkan safari politik yang dilakukan olehnya. "Jika ada yg bilang Pak Jokowi hancurkan Tour de Java SBY, saya tak percaya. Mengapa saya bertemu kader & rakyat mau dihancurkan?," kata SBY dalam akun Twitternya, Senin (21/3).

Menurutnya, aspirasi yang diserap dari masyarakat oleh Demokrat adalah sesuatu yang harus didengar. Bukan untuk dihancurkan. "Bukankah pemimpin mesti mendengar?," lanjutnya.

Menurutnya, suara kader Demokrat yang diserap dalam safari politik Tour de Java merupakan hak dan kedaulatan partai, tidak ada yang boleh mengganggunya. Menurut SBY, pemerintah haruslah fokus dan terus mengemban amanah dan bekerja hingga 2019.

"Jangan mau kita diprovokasi & diadu domba. Semoga sukses," tulis SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement