Rabu 15 Jun 2016 11:26 WIB

Parpol Diminta Lebih Kritis pada Pemerintah

Logo dan lambang partai politik di Indonesia.
Foto: sekilasindonesia.com
Logo dan lambang partai politik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institut Madani Nusantara Nanat Fatah Natsir meminta partai politik bersikap lebih kritis kepada pemerintah seperti yang diperlihatkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Tujuh butir yang disampaikan SBY dalam buka bersama yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla disampaikan secara kritis, rasional, logis dan objektif terhadap kondisi bangsa saat ini," kata Nanat, Rabu (15/6).

Mantan Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat itu juga mengapresiasi sikap pemerintah, yang ditunjukkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, terkait kritikan yang disampaikan SBY tersebut.

Menurut Nanat sikap kritis seluruh komponen bangsa, terutama partai politik merupakan bagian dari demokrasi yang harus dikembangkan.

Dalam acara buka bersama yang diadakan di Cikeas, Bogor, pada Senin (13/6), yang dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, SBY menyampaikan tujuh butir saran dan masukan kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Masukan tersebut terkait situasi perekonomian Indonesia saat ini, kondisi kehidupan masyarakat dari aspek sosial dan ekonomi, wajah keadilan dan penegakan hukum Indonesia, kedaulatan partai politik dan isu intervensi kekuasaan, TNI/Polri dalam kehidupan bernegara dan pelaksanaan tugas pokoknya.

Kemudian, terkait isu tentang gerakan komunis di Indonesia dan potensi terjadinya konflik horizontal serta peran pers dalam kehidupan demokrasi dan pembangunan bangsa.

Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga hadir dalam buka bersama itu menyampaikan berterima kasih kepada SBY atas saran-sarannya terhadap kinerja pemerintahan saat ini.

"Saya sampaikan terima kasih sekali lagi, pengalaman kita semua khususnya Pak SBY selama 10 tahun tentunya modal yang baik untuk kita semua," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement