REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengatakan, kegaduhan antar menteri di Kabinet Kerja merupakan persoalan kepemimpinan. Fadli menilai, presiden terlau bertele-tele menyikapi kegaduhan tersebut.
"Sejak zaman Orde Baru nggak ada. Ada tapi keributan di dalam, tidak ada yang menjadi sesuatu yang mencuat ke luar," kata Fadli pada acara diskusi "Menteri Ribut Bikin Ribet", di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/3).
Politikus partai Gerindra itu juga khawatir, presiden tidak mengetahui apa yang terjadi dengan keadaan. Menurutnya, hal tersebut sangat membahayakan.
Fadli mencontohkan, dirinya pernah bertanya kepada presiden pada 14 Agustus 2015 saat akan membacakan pidato di DPR tentang Airbus 350. Waktu itu, kata Fadli, presiden justru bertanya balik.
"Tipe-tipe pemimpin jangan sampai presiden bertanya apa yang terjadi," katanya.
Kegaduhan yang terjadi, presiden harus segera turun tangan. Pasalnya, jangan sampai kegaduhan tersebut berdampak kepada memburuknya ekonomi.
Saat ini, perdebatan terjadi antara Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Mineral, Rizal Ramli (RR) dengan Menteri ESDM, Sudirman Said (SS) terkait rencana pengembangan Blok Masela.
Perdebatan tersebut, menurut Fadli, akan lebih positif terjadi di dalam rapat kabinet. Sehingga nantinya melahirkan kebijakan. "Menurut saya mau di darat, mau di laut (soal Blok Masela), menjadi domine pemerintah," Fadli menambahkan.