REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 103 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) telah ditutup pada tahun ini. Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, penutupan PTS ini berdasarkan keinginan mereka sendiri.
Nasir menjelaskan, ratusan PTS termasuk 103 PTS tersebut sebelumnya dibina oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Pada saat pembinaan ada yang tidak siap dan pada akhirnya mencabut diri," ujar Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) ini seusai Pelantikan Rektor dan Direktur Politeknik di Gedung D, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Senayan, Jakarta, Rabu (24/2).
Menurut Nasir, mahasiswa yang ditutup universitasnya sudah dipindahkan ke kampus lain yang lebih baik. Hal ini telah dilakukan pihak kampus yang mencabut diri izinnya tersebut.
Di samping itu, Nasir menerangkan, terdapat kampus yang memiliki izin 'tidur'. Hal ini berarti universitas tersebut tidak memiliki mahasiswa sama sekali.
"Ada juga universitas yang punya beberapa kampus di sejumlah tempat," kata Nasir.
Beberapa kampusnya ada yang berjalan dan adapula yang tidak berlangsung sama sekali. Untuk itu, kampus yang tidak berjalan itu pun digabung dengan universitas yang masih aktif hingga kini.
Nasir juga mengungkapkan cara para calon mahasiswa yang hendak melanjutkan kuliah. Dia meminta para calon mahasiswa bisa terlebih dahulu mengecek status kampus yang hendak dipilih. Pengecekan ini bisa dilihat di website Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) atau dengan mengakses daring forlap.dikti.go.id/.
Berdasarkan data PDPT, beberapa PT yang ditutup adalah Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang Negeri dan Universitas Tri Karya, Sumatera Utara.
Sekolah Tinggi Pertanian Gunung Leuser di Aceh, Universitas Bangka Belitung, Akademi Akuntansi Sjakhyakirti, Sumatera Selatan, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yapann Jakarta dan STKIP Suluh Bangsa Banten juga mengalami hal serupa.
Selain itu, STAI Azzakiyah Ujungberung Bandung, STT Injil Arastamar Ngabang (Kal-bar), STFK Ledalero Nita Maumere, Nusa Tenggara Timur dan Politeknik Batang Garing Palangka Raya juga.