Jumat 19 Feb 2016 17:41 WIB

Dokter Apresiasi Korban Pencabulan Saiful Jamil Lapor Polisi

Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keberanian DS (17) melaporkan tindak kejahatan asusila yang dilakukan pedangdut Saipul Jamil terhadap dirinya, patut diapresiasi.

Diharapkan keberanian DS bisa menjadi contoh bagi siapapun untuk tak takut melapor jika menjadi korban tindak pelecehan seksual.

"Terkait kasus yang terbaru (kasus SJ). Saya menilainya bagus korban lapor polisi. Ya bagus buat pembelajaran sekaligus edukasi, artinya kalau ada korban seperti itu harus berani melapor," kata Dokter Spesialis Jiwa RSUP Hasan Sadikin Bandung, Teddy Hidayat di Bandung, Jumat (19/2).

Ia menilai beberapa faktor yang memicu remaja pria DS sampai akhirnya berani melapor kejadian yang dialaminya kepada ke Polsek Kelapa Gading, Jakarta.

"Pertama korban itu kan cukup dewasa, tentu sudah punya keberanian. Selain itu, saya kira dia juga enggak suka kejadian tersebut," ujarnya.

Kejadian akan sedikit berbeda jika korban pencabulan pedangdut SJ itu masih bocah atau belum beranjak dewasa. "Jadi jika saja korban berusia 10 tahun, bisa saja belum berani lapor kepada polisi, saya kira," ujarnya.

Menurutnya, korban-korban kejahatan seksual memang kerap menutup diri seperti dari 10 orang korban kasus pemerkosaan atau kekerasan seksual sesama jenis, hanya satu korban yang mau melapor.

Ketika ditanyakan apa faktor penyebab korban kejahatan seksual enggan melaporkan ulah pelaku kepada keluarga atau lapor polisi, ia menuturkan banyak faktor.

"Contohnya saja korban sudah dikasih uang yang mencapai 10 juta rupiah, dijanjikan mau diorbitkan jadi artis dangdut, serta mendapat ancaman seperti diancam dibunuh," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan keberanian korban cabul SJ membuat laporan polisi merupakan pembelajaran bagi masyarakat.

"Jadi setidaknya korban tersebut sudah melakukan tindakan benar. Ini merupakan seks edukasi. Jadi kalau anak atau korban dipegang-pegang ya laporkan ke orang tua, guru atau polisi," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement