REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Entakan musik dari dalam sebuah kafe di kawasan Kalijodo ternyata tidak mampu membuat seorang perempuan yang sedang duduk di bangku luar kafe menggoyangkan badannya. Alasannya sederhana, hingga pukul 20.30 WIB, perempuan dengan potongan rambut bob itu belum juga mendapatkan pelanggan.
Raut wajah perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) itu terlihat khawatir. Sebab, sudah sepekan ini ia tidak mendapatkan pelanggan. Berkali-kali kemeja putih dan rok mini yang dikenakannya berayun diterpa angin yang bertiup dari seberang kali.
Namanya Merry, begitu pengakuannya. Entah itu nama asli atau nama panggungnya. Usianya sudah 42 tahun. Wajahnya terlihat tebal terpoles riasan yang menutupi warna asli kulitnya. Ia lalu mempersilakan Republika.co.id duduk di sampingnya.
Rabu (18/2) malam, dari sisi bangku yang kosong, Republika.co.id mulai mendengarkan kisah kehidupan Merry hingga "terantai" dalam dunia prostitusi.