Rabu 17 Feb 2016 19:56 WIB

Sering Hujan, Harga Teri Medan Naik Hingga 50 Persen

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
Seorang warga menjemur ikan Teri (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Seorang warga menjemur ikan Teri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Cuaca dituding menjadi penyebab kenaikan harga ikan kering dan tanaman palawija di sejumlah pasar di kota Medan. Juli Sitompul, salah satu pedagang ikan kering di Pasar Pringgan mengatakan, kenaikan harga terjadi merata pada ikan kering yang ia jual.

"Rata-rata naik semua. Gara-gara itu lah, angin, gelombang tinggi jadi susah melaut," kata Juli.

Menurut Juli, selain terbatasnya ikan karena nelayan yang sulit melaut, harga yang tinggi juga disebabkan susahnya memroses ikan kering. Sesuai namanya, tentu ikan kering harus dijemur di bawah sinar matahari.

"Tapi cuacanya kan gini (sering hujan). Jadi kualitasnya kurang, agak basah. Jadi kita ngambilnya dikit, nggak berani banyak-banyak," ujar dia, di Medan, Rabu (17/2).

Teri nasi yang Juli jual saat ini dihargai Rp 120 ribu per kilogram. Harga ini meningkat dari sebelumnya Rp 80 ribu. Untuk teri belah, saat ini dijual dengan harga Rp 70 ribu dari Rp 60 ribu per kilogram.

Kenaikan harga juga terjadi pada ikan asin, di antaranya ikan asin kepala batu dan ikan asin lidah. Ikan asin kepala batu mengalami kenaikan dari harga Rp 18 ribu menjadi Rp 30 ribu Sedangkan ikan asin lidah naik dari Rp 50 ribu ke Rp 60 ribu per kilogram.

"Mulai naik dari bulan Desember lalu. Untungnya penjualan stabil, nggak terlalu turun. Sehari sekitar enam sampai delapan kilogram-lah," kata Juli.

Salah satu pedagang palawija di Pasar Pringgan, Sermawati Hasibuan mengatakan, musim hujan saat ini membuat para petani kesulitan dalam menanam palawija.

"Cuaca inilah. Karena banjir jadi semua disapu bersih, gagal panen. Nyampai sini pun kita beli berlumpur jadi harus dicuci bersih," kata Sermawati.

Sermawati mengatakan, tanaman palawija yang ia jual berasal dari Marelan. Kenaikan harga ini pun diklaim baru terjadi seminggu terakhir. Saat ini, untuk sawi per kilogramnya dijual seharga Rp 14 ribu. Harga ini melonjak dari harga Rp 5.000 per kg sebelumnya. Harga bayam, kata Sermawati, juga mengami kenaikan yang signifikan. Satu kilogram bayam yang sebelumnya dihargai Rp 2.000, saat ini menjadi Rp 4.000.

Untuk cabai merah, saat ini dijual dengan harga Rp 40 ribu dari sebelumnya Rp 24 ribu per kg. Harga dan kenaikan ini sama dengan cabai rawit. Kenaikan harga, kata Sermawati, juga terjadi pada kentang. Saat ini, satu kilogram kentang dihargai Rp 12 ribu dari sebelumnya Rp 9.000.

"Penjualan menurun lah. Biasanya yang beli setengah kilogram sekarang jadi se-ons. Jadi barang yang kita ambil kita kurangin juga," ujar Sermawati.

Namun, Sermawati mengklaim tidak semua tanaman palawija mengalami kenaikan harga. Untuk bawang merah dan putih, harga per kilogram masih stabil di angka Rp 32 ribu. Begitu pula dengan tomat yang tetap di harga Rp 14 ribu dan kol Rp 12 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement