Kamis 14 Jan 2016 08:22 WIB

Pola Baru Gerakan Mahasiswa

Red: M Akbar
( kanan ke kiri) Rektor UNJ Prof. Djaali bersalaman bersama ketua BEM UNJ Ronny Setiawan didampingi anggota DPR RI komisi III Jazuli Juani saat mediasi di Rektoran UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (6/1).
Foto: Dokumen pribadi
( kanan ke kiri) Rektor UNJ Prof. Djaali bersalaman bersama ketua BEM UNJ Ronny Setiawan didampingi anggota DPR RI komisi III Jazuli Juani saat mediasi di Rektoran UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ubedilah Badrun  (Pengajar Sosiologi Politik UNJ)

Kegaduhan tidak hanya terjadi di lapis elite politik. Pada awal 2016, kegaduhan sempat juga mewarnai dunia kampus. Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ronny Setiawan dipecat atau diberhentikan sebagai mahasiswa oleh Rektor UNJ Prof Dr Djaali dengan SK bernomor 01/SP/2016.

Ronny Setiawan dipecat karena kritikan yang pedas dan memekakkan telinga sang rektor. Ia juga dinilai sudah melakukan fitnah, penghinaan, dan penghasutan. Sebuah peristiwa menggelikan dari sebuah institusi terhormat.

Universitas yang seyogianya menjadi laboratorium demokrasi dan miniatur peradaban justru menodai demokrasi. Sontak saja sudah diduga dalam hitungan menit dan jam ribuan, bahkan puluhan ribu dukungan melimpah untuk Ronny pada pekan lalu.

Hastag #save Ronny #save UNJ menjadi trending topic nasional dan bahkan dunia sepanjang pekan lalu. Ribuan aktivis mahasiswa siaga turun ke jalan, alumni UNJ dan para aktivis 98 berkonsolidasi.

UNJ gaduh karena peristiwa ini, majelis rapat pimpinan UNJ akhirnya sepakat agar Rektor Djaali mencabut SK bernomor 01/SP/2016, dan benar kemudian SK dicabut. Rekonsiliasi terjadi dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini hadir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement