Kamis 14 Jan 2016 08:22 WIB

Pola Baru Gerakan Mahasiswa

Red: M Akbar
( kanan ke kiri) Rektor UNJ Prof. Djaali bersalaman bersama ketua BEM UNJ Ronny Setiawan didampingi anggota DPR RI komisi III Jazuli Juani saat mediasi di Rektoran UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (6/1).
Foto:

Rektor Deliar Noer dipecat, Pembantu Rektor 3 Arief Rachman dipenjara. Rektor Conny R Semiawan menghadapi represi rezim. Aktivis PIJAR Tri Agus dipenjara karena melawan rezim diktator.

Spirit perlawanan itu kemudian melekat dari generasi ke generasi hingga era 80-an yang dikenal dengan Rawamangun berkabung dan era 90-an yang menjadi basis gerakan lahirnya organisasi penting FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) pada 23 Maret 1996 dan SEMAR (Serikat Mahasiswa Rawamangun) yang kemudian bermetamorfosis dari proses konsolidasi kota dengan kampus lain menjadi FORKOT (Forum Kota).

Kedua organisasi mahasiswa ini kemudian menjadi motor penting bersama organisasi mahasiswa lainnya dalam gerakan mahasiswa yang kemudian menjatuhkan rezim diktator pada 21 Mei 1998.

Relevansi konteks historis itu dalam kasus gerakan mahasiswa melawan tindakan pemecatan adalah tradisi kritis dan independensinya.

Bahwa BEM UNJ jauh sebelum ingar-bingar pemecatan Ronny, BEM telah melakukan diskusi intensif berdasarkan data-data yang mereka temukan dengan model pendekatan nalar induktif maupun deduktif dan ini sudah menjadi tradisi penting semacam kultur gerakan mahasiswa UNJ.

Bahwa tidak ada dan tidak mungkin mereka aksi tanpa diskusi. Itulah sebabnya tidaklah mudah memprovokasi mahasiswa untuk demo. Penelusuran penulis menemukan bahwa diskusi-diskusi mengumpulkan data problem program studi dan fakultas itu dilakukan secara intensif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement