Kamis 14 Jan 2016 08:22 WIB

Pola Baru Gerakan Mahasiswa

Red: M Akbar
( kanan ke kiri) Rektor UNJ Prof. Djaali bersalaman bersama ketua BEM UNJ Ronny Setiawan didampingi anggota DPR RI komisi III Jazuli Juani saat mediasi di Rektoran UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (6/1).
Foto:

Hal-hal realistis yang dihadapi mahasiswa sering kali juga lebih kuat menjadi faktor pendorong dari munculnya gerakan mahasiswa. Arbi Sanit, misalnya, mengemukakan bahwa ada lima faktor yang menjadikan mahasiswa peka dengan masalah kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan.

Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda.

Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi di antara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elite di kalangan kaum muda.

Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan, dan penelitian berbagai masalah masyarakat. (Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral dan Politik, 1999).

Pandangan Arbi Sanit ini juga memberikan perspektif bahwa sikap kritis mahasiswa adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh kampus. Jangankan kampus, pemerintah saja dikritik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement