Fakta ini memicu spekulasi dan interpretasi ada semacam aroma klaim Jazuli Juwaini dan politisasi kampus. Benarkah?
Bagaimana fakta di atas bisa dijelaskan? Narasinya bisa panjang, tetapi penulis yang kebetulan secara intens memantau dinamika ini dan sedikit menarik jarak (semacam observasi partisipatif) agar tidak terjebak subjektivitas berpikir, menemukan satu hipotesis yang penulis sebut "pola baru gerakan mahasiswa".
Hipotesis pola baru gerakan itu bukan karena kehadiran Jazuli Juwaini sebab Jazuli itu yang kebetulan mahasiswa S-3 UNJ datang belakangan di pengujung kisruh BEM dan rektor ini
Tradisi Kritis dan Independensi Gerakan Mahasiswa UNJ
Sebelum penulis uraikan hipotesis di atas, ada baiknya satu paragraf penulis uraikan sejarah penting Gerakan Mahasiswa UNJ sebagai pijakan kultur gerakannya yang berbasis tradisi intelektual dan independen, yang ditularkan dari generasi ke generasi.
Ini penting juga dipahami oleh para pejabat UNJ agar tidak bertindak sewenang-wenang pada mahasiswa. Data historis Gerakan mahasiswa UNJ (IKIP Jakarta) memiliki akar sejarah panjang dan semangat perlawanan panjang kepada rezim yang antidemokrasi sejak angkatan 66, bahkan rektor dan pembantu rektor di era 1970-an pernah merasakan kekejaman rezim diktator.