Rabu 18 Nov 2015 11:51 WIB

Jokowi Sindir Setnov dengan 'Papa Minta Saham'

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Reuters/Beawiharta
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyindir Ketua DPR Setya Novanto dengan 'papa minta saham.' Setya diduga menjadi oknum perantara yang mencatut nama Presiden dan Wapres dalam renegosiasi perpanjangan kontrak karya PT Freeport. 

Sindiran Jokowi itu terlontar saat ia memberikan sambutan dalam pembukaan Konvensi Nasional Humas yang digelar di Istana Negara, Rabu (18/11). Mulanya, Presiden berbicara soal pesatnya perkembangan media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, Path, dan Instagram. Kemudian, Jokowi berpesan agar para praktisi humas selalu mengikuti perkembangan isu terkini dari beragam media yang ada.

(Baca: Rizal Ramli: Kasus Sudirman-Setnov Nikmati Saja Seperti Sinetron Antargeng)

"Sekarang, paling ramai apa? 'Papa minta pulsa' diganti 'papa minta saham'," kata Jokowi yang berkemeja batik.

Sindiran Presiden itu pun sontak mengundang tawa dari 330 peserta konvensi yang hadir. Selepas acara, Jokowi yang diwawancarai media menolak menanggapi lebih jauh soal sindirannya tersebut.

"Saya kita, itu sudah diserahkan pada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)," ucapnya.

Seperti diketahui, polemik pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Kalla yang diduga dilakukan Setya Novanto dalam renegosiasi perpanjangan kontrak dengan Freeport tengah menjadi buah bibir di masyarakat. Setya diduga meminta jatah saham pada Freeport dengan menjual nama Jokowi dan Kalla. Atas perbuatannya itu, ia dilaporkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said ke MKD.

Setelah kasus minta saham tersebut ramai dibahas di media, belakangan muncul meme di beragam media sosial yang berbentuk sindiran pada pimpinan lembaga negara tersebut. Meme itu menyebut bahwa tren 'papa minta pulsa' kini telah diganti dengan 'papa minta saham'. 

(Baca: Fahri: DPR Ingin Independen Mengelola Keuangan)

(Simak juga: Video: Fenomena Aneh, Sungai Es Mengalir di Gurun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement