REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan masih ada kasus penderita gizi buruk yang luput dari penanganan pemerintah. Padahal, bocah malang yang tinggal di Cilincing itu sudah menderita gizi buruk sejak lahir.
Basuki menilai pimpinan daerah setempat seperti lurah atau RT dan RW harusnya lebih peduli dan tahu kondisi warganya. Ia bahkan mengancam jika ketua RT atau RW yang tidak peduli warganya lebih baik dipecat.
"Makanya saya bilang sm lurah ini RT RW harus berfungsi. Kalau RT RW nggak peduli, nggak tahu warganya, pecat aja," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (9/11).
Menurutnya, sebagai ketua RT atau RW dengan jumlah keluarga yang tidak banyak harus tahu kondisi masing-masing. Apalagi jika ada yang sakit parah dan butuh bantuan segera.
Mantan politikus Partai Gerindra ini bahkan menyebut jika lurah menemukan anak gizi buruk yang oleh keluarganya tidak bersedia dirawat di rumah sakit maka lebih baik diambil Pemprov DKI. Ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan warganya.
"Saya sudah bilang sama lurah sekarang, kalau ada ketemu anak gizi buruk nggak mau dirawat, kami ambil paksa. Jadi di Jakarta itu nggak ada satu orang pun boleh terlantar," ujarnya.
Selain itu Ahok menyebutkan berkaitan dengan kesehatan, Pemprov DKI sudah menjalankan program ketok pintu. Di mana dokter yang akan dengan sukarela mendatangi warga yang tidak bisa dirawat di rumah sakit. Sekaligus mendata kesehatan warga untuk memantau kondisi masyarakat.
Terkait bocah malang berusia sembilan tahun di Cilincing, Jakarta Utara yang menderita gizi buruk, ia sudah meminta agar dirawat di RSUD Koja. Pemprov DKI akan menanggung biaya pengobatan bocah tersebut. (baca juga: Ahok Perintahkan Bocah Gizi Buruk Cilincing Dirawat di Rumah Sakit Koja).