REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Dua buruh pengangkut di Pelabuhan Panjang, Kota Bandarlampung tewas keracunan gas, saat ingin mengangkut biji sawit dari KM Orai.
"Penyebab insiden itu adalah gas amoniak yang berasal dari biji kelapa sawit yang ada di dalam kapal. Buruh ini menghirup gasnya sehingga terjadi insiden ini," kata dr. Toni petugas medis di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUADM), Bandarlampung, Rabu.
Dia mengatakan, dari lima orang yang dibawa ke rumah sakit tiga diantaranya tengah keritis dan dua orang meninggal dunia. Tiga orang yang tengah kritis, dirawat di Ruangan Kenanga.
Secara terpisah, Pewakilan Koperasi Tenaga Kerja Buruh Bongkar Muat (TKBM), Adi mengatakan pihaknya selaku organisasi tempat bernaung para buruh di Pelabuhan Panjang akan bertanggung jawab dengan ikut membantu, termasuk terhadap korban yang meninggal dan yang dirawat rumah sakit.
"Kita tetap support terhadap anggota kita yang kena musibah ini. Hanya permasalahnnyakan ada yang bukan anggota kami, yakni Udin dia supir di pelabuhan tapi kita upayakan mencari solusi yang terbaik," kata dia.
Terkait untuk proses hukum pihaknya menyerahkan ke pihak yang berwajib, untuk menyelesaikan permasalah ini.
Sementara itu, Nana (40) rekan korban mengatakan kejadian itu bermula saat KM Orai, dari Kalimantan yang mengangkut biji kelapa sawit tiba di Pelabuhan Panjang untuk bongkar muat sekitar pukul 08.00 WIB, ada lima orang buruh pengangkut hendak mengangkut biji kelapa sawit yang ada di dalam kapal.
Namun, pada saat hendak mengangkut lima orang tersebut pingsan di dalam kapal yang penuh dengan biji kelapa sawit asal Kalimantan.
"Melihat kejadian tersebut, dua orang yang melihat ingin menarik rekannya namun ikut pingsan, sejumlah buruh pun akhirnya berhasil melakukan evakuasi para korban," kata dia.
Total korban dalam insiden ini mencapai tujuh orang; dua korban meninggal dunia yakni Jumen (34) warga Sukanemah Baru, RT 01 Lampung Selatan dan Udin (40) warga Jalan Baru Panjang, Kelurahan Baruna.
Tiga buruh lainnya Tengnuri (36), Muhidin (28) dan Nuriti (30) yang juga mengalami keracunan gas, berada dalam kondisi kritis di ruang UGD RSUDAM. Dua orang lainnya atas nama Rohaidin (35) dan Suhari (34), keduanya warga Panjang yang menderita keracunan ringan dirawat di Puskesmas Panjang.