Jumat 23 Mar 2018 03:33 WIB

Munculnya Gas Beracun Fenomena Rutin Kawah Ijen

Gas beracun muncul pada musim hujan, terutama pada Januari hingga Maret.

 Wisatawan mengabadikan momen di kaldera kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (22/10).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Wisatawan mengabadikan momen di kaldera kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen Bambang Heri Purwanto mengatakan fenomena munculnya bualan yang menyebabkan gas beracun merupakan aktivitas rutin kawah Gunung Ijen.

"Setiap tahun, gas beracun itu muncul pada musim hujan, terutama pada Januari hingga Maret karena permukaan suhu dingin, namun di dalam kawah panas sehingga terjadi bualan atau letupan yang membawa material gas," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/3).

Warga di bantaran Sungai Banyupahit dan Watucapil mengalami keracunan gas yang berasal dari Kawah Ijen di daerah Sungai Banyupait, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, bahkan sebagian korban yang terdampak gas beracun sudah dibawa ke puskesmas setempat dan RSUD Bondowoso, Rabu (21/3) malam.

"Letupan atau bualan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin, sehingga muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik yang sangat berbahaya," tuturnya.

Bualan yang terjadi pada Rabu malam (21/3) membawa material gas yang dihirup oleh warga yang tinggal di bantaran Sungai Banyupait yang mengalir ke arah Kabupaten Bondowoso dan gas beracun mengikuti arah angin ke wilayah Bondowoso.

Ia mengatakan para penambang belerang sempat mendengar suara letusan, namun letusan tersebut jenisnya freatik dan bukan magmatik sehingga sangat lemah dan mengeluarkan gas yang sangat berbahaya. "Petugas sudah mengecek ke kawah Ijen dan kondisinya sudah normal, serta air kawah berwarna hijau muda, namun secara visual ada bekas letusan freatik yang didengar oleh para penambang belerang," katanya.

Ia mengimbau pengelola kawasan, yakni BKSDA untuk mewaspadai setiap kali munculnya gas beracun sehingga direkomendasikan untuk menutup sementara pendakian ke Kawah Gunung Ijen, baik untuk wisatawan maupun penambang belerang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement