Jumat 23 Oct 2015 12:16 WIB

Ridwan Kamil: Jangan Suka Bandingkan Saya dengan Pak Ahok

Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagad lini masa sempat diramaikan dengan klaim tentang keberhasilan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membersihkan sungai di Ibu Kota. Para pendukung Ahok tersebut menyebarkan sungai yang mirip kolam tersebut di Rasuna Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan yang terlihat bersih.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil pun langsung mengklarifikasi klaim tersebut dengan menyebut sungai tersebut hasil kerjanya bersama firma arsiteknya dan selesai pada kisaran 2010. Tak lama setelah itu, Ahok pun menyebut justru itu bukanlah proyek pembersihan sungai melainkan bagian dari tipuan properti.

"Epicentrum tuh dari properti mereka bukan membersihkan sungai. Itu cuma bikin tipuan gitu loh," kata Ahok, Rabu (21/10).

Ia menjelaskan, properti itu memang dipasang untuk memperindah gedung. Padahal air sungai yang masih kotor lewat di bawahnya.

"Jadi itu dia bikin bak ikan di atas sungai," ujarnya.

Ridwan Kamil pun kembali bersuara. Ia memilih untuk menjadi wasit dari keriuhan dunia maya. Lewat Fan Page Facebook-nya, ia meminta agar publik tidak membandingkannya dengan Ahok.

"Jangan suka membandingkan saya dengan pak Ahok atau siapapun yang umumnya selalu berakhir dengan saling mencari keburukan. Manusia itu gudangnya khilaf. Begitupun saya, Pak Ahok atau pemimpin-pemimpin lainnya. Yang Maha Benar hanya Allah SWT. Mari terapkan budaya positif, Sesuai hadist "Bicaralah yang baik atau diam" kata Kang Emil, Jumat (23/10).

Ia berpesan agar publik memfokuskan energi untuk membangun negeri dengan persatuan dan kekompakan.

"Jangan mau dikotak-kotakan. Fokuskan energinya untuk menyalakan lilin-lilin kecil, bukan mengutuki kegelapan. Jangan suka hujat menghujat satu pemimpin dengan pemimpin lainnya, itu budaya politik emosional. Derajat seseorang tidaklah akan naik jika dengan menjelekkan orang lainnya. Negative life comes from exercising negative minds," katanya.

Ia juga tak mau jika urusan membanding-bandingkan itu dibawa terlalu jauh ke ranah politik seperti perebutan kursi DKI-1, Jabar-1, atau bahkan RI-1.

"Padahal sayanya mah tenang-tenang saja. Selesai walikota ini, setengah mimpi saya adalah kembali menjadi warga, sebagai arsitek lagi. Setengah mimpi lagi saya belum tahu dan belum mau pikirkan. Hari ini saya sedang dan akan fokus menyelesaikan amanat di Bandung karena PR-nya masih banyak pisaaan," katanya.

"Bantu saya untuk membantu anda, dengan selalu menebarkan positive thinking dan semangat optimisme di media sosial ini. Yang keren itu "Positive life comes from positive minds". *yang bahaya itu positive hamil padahal belum nikah"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement