Selasa 20 Oct 2015 09:01 WIB
Setahun Jokowi-JK

Wawancara Eksklusif Republika dengan Jokowi

Joko Widodo
Foto:
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Seskab Pramono Anung (tengah) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/10).

Dengan jalannya progress pembangunan sampai saat ini dan kinerja Kabinet Kerja, Pak Jokowi puas?

Itu yang ditanya ke rakyat, bukan kita. Tapi, kita tahu kepuasan atau popularitas itu sangat berkaitan dengan pengalihan subsidi BBM satu bulan setelah dilantik. Itu sangat pengaruh sekali dan itu sudah saya kalkulasi bahwa itu akan kejadian.

Dan kedua, perlambatan ekonomi. Itu saja. Tapi, perlambatan ekonomi kan semua negara mengalami. Kita hanya 0,3-0,2 paling. Yang lain bisa 1,5 ada yang 2 persen, ada yang sudah minus. Kita alhamdulillah harus disyukuri.

Soal perlambatan ekonomi bagaimana Anda melihatnya dibanding krisis 1998 dan 2008?

Tidak ada apa-apa. Saya berikan contoh angka-angkanya, dolar 1998 itu dari Rp 2.000 menuju ke Rp 15.000 lho. Jangan dibanding-bandingin lho. Kemarin saya masuk Rp 12.500, sekarang Rp 13.500. Dulu 700 persen. Ini berapa persen? Beda lho, ya.

Yang kedua, saat itu BI Rate sampai 60 persen, sekarang 7,5 persen. Ya jauh dong. Bunga bank dulu sampai 70 persen, sekarang bunga bank ya 11-12 persen. Rasio yang lain, NPL dulu di atas 30 persen, sekarang 2,6 persen. Ya masih normal toh 2,6. Kita ini ya kembali lagi ke persepsi saja, bukan persoalan fundamental.

Melemahnya ekspor dan impor kan juga berbahaya?

Lho semua negara mengalami karena pasarnya kan. Ekonomi Tiongkok turun, ekonomi Amerika turun, ekonomi Eropa turun. Ya bagaimana, pasarnya turun kok, ya otomatis permintaan turun. Permintaan turun artinya ekspor kita turun. Apalagi tumpuan kita bertahun-tahun pada komoditas. Sudah kuantitasnya turun, harganya juga turun. Kena dua tohokan. Tetapi, kalau tadi di depan kita bisa mengubah dari konsumsi ke produksi, nah itu baru. Tapi, ini perlu waktu. Akan kelihatan. Tiga tahun akan kelihatan.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement