Selasa 20 Oct 2015 09:01 WIB
Setahun Jokowi-JK

Wawancara Eksklusif Republika dengan Jokowi

Joko Widodo
Foto:
Joko Widodo

Salah satu keberhasilan Pak Jokowi kan melakukan konsolidasi politik, pada awal pemerintahan ini kan gonjang-ganjing. Bagaimana mengatasinya?

Mana gonjang-ganjing? Mana? Sejak awal kita mengajukan APBNP mulus-mulus saja. Ini APBN juga gampang-gampang saja.

Maka dari itu, apa yang Bapak lakukan sehingga Pak Jokowi berhasil?

Ya karena program yang kita ajukan bisa diterima di sana (DPR-Red). Kita bisa menjelaskan secara konkret, jelas, ada kalkulasinya, pada komisi-komisi di DPR. Kita yang paling penting komunikasi baik. Dan komunikasinya, menurut saya, baik-baik saja. Mana sih gonjang-ganjingnya? Orang kan dulu memperkirakan (gonjang-ganjing) karena (pemerintah) minoritas di DPR. Konsolidasi politik sudah selesai. Dulu orang memperkirakan, tapi dalam praktiknya mana sih? Coba ditunjukkan yang tidak harmonis. Bukan harmonis, (tapi) sangat harmonis!

Nah, itu manajemen yang Bapak tampilkan apakah sama saat dulu memimpin Solo dan Jakarta?

Ya sama saja. Kita tidak punya agenda yang menyebabkan orang bertanya-tanya. Kita bekerja ya karena kita ingin bekerja. Kalau ada hal yang ditanyakan, “Lho, Pak, ini bagaimana sih?” Ya dijawab aja, “Oh, mungkin keliru itu, ya sudah diganti saja.” Kalau keliru ya ngakuin keliru dan diganti. Ya sudah. Kalau sudah diganti masa tidak mau ditandatangani.

Misalnya target pertumbuhan ekonomi untuk 2016 kita pasang 5,6 persen. Kemudian dihitung oleh Dewan, wah, ini tahun depan kan kita ya pingin tumbuh tapi ekonominya belum menentu. Ya kita kalkukasi lagi menjadi 5,3 persen. Kan masalah komunikasi saja. Asumsi dolar AS misalnya kita ajukan sekian, “Oh, tidak mungkin, sekarang kan dolar baru Rp 14.800, masa pengajuannya Rp 13.900. Mestinya ya lebih naik.” “Ah, enggak, kita yakin.” Eh, sekarang malah Rp 13.500. Ini kan masalah komunikasi. Kita tidak ada otot-ototan kok. Kalau Dewan memberikan sebuah masukan yang baik, harus kita terima.

Dulu di DKI saja (dukungan di parlemen) hanya 18 persen tidak ada masalah. Di Solo juga 38 persen sama. Di sini kan juga sekarang 38 persen. Yang sering membuat ramai kan media. Kalau kita kan santai-santai saja (tersenyum).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement