REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI yang ada di Indonesia atau di Papua, pada umumnya masih jauh dari kata ideal. Belum ideal apalagi dibandingkan dengan negara tetangga di Asia.
Hal ini diungkap Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian ketika didampingi Danlanud Jayapura Kolonel PNB Purwoku Aji Wibowo dan Wadan Lantamal X Jayapura Kolonel Laut Indarto Budiarto saat dialog interaktif di RRI Nusantara V Jayapura, Senin pagi, menyambut HUT ke-70 TNI. "Alutsista dan kesejahteraan memang terkait, secara umum alutsista yang ada, katakanlah belum ideal jika dibandingan dengan negara-negara di Asia. Tapi jati diri TNI itu bertumpu pada jati diri prajuritnya, karena TNI itu adalah prajurit rakyat dan negara," kata Mayjen Hinsa Siburian.
Mengenai kesejahteraan prajurit TNI yang bertugas di pedalaman atau pun terluar, kata mantan Kasdam Cenderawasih itu, pemerintah secara terus menerus selalu memperhatikan dengan memberikan intensif sesuai dengan tingkatan yang ada. "Sedangkan untuk penyanderaan dua WNI hingga ke PNG, hal ini sudah sangat terang-terangan dijelaskan diberbagai media, karena dengan kerjasama PNG, sandera itu akhirnya bisa dibebaskan, jadi soal isu yang menyudutkan TNI tidak benar," katanya.
Sementara TNI juga merespons permintaan warga agar ada pembukaan Pos TNI di sekitar Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura. Warga juga mendorong peran TNI serta Polri untuk mendorong dan menghidupkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) di tiap kompleks perumahan.
"Itu suatu usulan yang baik. Saya sejak jadi Pangdam Cenderawasih juga langsung keluarkan perintah kepada prajurit saya untuk internal, di antaranya jangan coba-coba konsumsi minuman keras dan narkoba yang bisa merusak diri dan keluarga, karena 80 persen tindak kriminal disebabkan dari kedua hal itu," katanya.