Jumat 21 Aug 2015 19:29 WIB

Bantu Evakuasi Bencana, Ahok Berencana Beli Helikopter

Rep: C26/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) seusai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/7).
Foto: Antara/Reno Esnir
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) seusai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merencanakan membeli helikopter untuk evakuasi bencana. Tujuannya diutamakan untuk wilayah Kepulauan Seribu yang masih kesulitan akses pertolongan bantuan.

Helikopter ini nantinya bisa memiliki banyak fungsi. Basuki yang akrab disapa Ahok menyebut helikopter bisa digunakan untuk proses evakuasi korban akibat ombak besar di laut.

"Untuk evakuasi, terutama dari Pulau Seribu. Klo ada ombak besar, banyak nyawa meninggal di Pulau Seribu. Jadi kita butuh helikopter evakuasi ambulans seperti itu," kata Ahok, Jumat (21/8).

Tak hanya itu, kata dia helikopter bisa digunakan untuk mengangkat air bersih bagi warga. Termasuk juga memadamkan kebakaran tak hanya di Pulau Seribu namun juga wilayah Jakarta lainnya.

Untuk pengoperasian, Pemprov tidak membentuk pasukan khusus guna mengemudikan pesawat. Ia menyebut akan bekerja sama dengan menyerahkan ke TNI AU yang lebih berkompeten.

Tapi kerja sama ini, ujarnya, kerja sama dan penyerahan pengoperasian nantinya bukan berarti hibah atau pemberian dari Pemprov. Walaupun TNI AU disebutnya tidak memiliki helikopter.

"TNI AU yang tanganin. Dia kan nggak punya helikopter. Kita nggak hibah, punya kita dioperasikan dia," ujarnya.

Tambah dia, helikopter ini memang hal yang sangat dibutuhkan untuk proses evakuasi bencana di Jakarta. Apalagi mengingat banyak wilayah tidak terjangkau dengan cepat.

"Pulau Seribu orang sekarat nih, harus diterbangkan ke darat karena ombak lagi besar. Itu juga untungnya dalam setahun cuma 3 bulan yang ombak besar," ucapnya.

Ia mengatakan bahkan di kota-kota besar kebakaran serin melanda kawasan padat pemukiman penduduk. Tentunya helikopter akan sangat membantu proses pemadaman.

Ide ini disebut baru muncul setelah banyaknya keluhan dari Pulau Seribu yang mengeluhkan ombak besar. Sementara kapal menjadi satu-satunya transportasi yang menghubungkan dengan pusat kota. Warga terpaksa naik perahu saat membutuhkan pertolongan segera.

Namun, Pemprov juga masih menghitung anggaran yang akan dikeluarkan. Pihaknya masih menimbang kebutuhan atau pilihan lainnya yakni menyewa. Walaupun belum tentu diperlukan. Makanya dihutung manfaat dan kerugiannya. Hanya saja ia menginginkan rencana ini tetap terealisasi. Sebab, menyangkut nyawa orang.

"Makanya kita lagi hitung manfaat mudarat. Yang jelas ini biaya menyangkut nyawa juga," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement