Sabtu 08 Aug 2015 22:49 WIB

Ekonomi Lesu, Menteri Ekonomi Diminta Rajin Berkoordinasi

Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan (kedua kiri) menjelaskan hasil pertemuan bersama Wakil Ketua KPK Zulkarnain (kedua kanan) kepada media di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (23/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan (kedua kiri) menjelaskan hasil pertemuan bersama Wakil Ketua KPK Zulkarnain (kedua kanan) kepada media di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan, Taufik Kurniawan menyatakan, koordinasi antar kementerian bidang ekonomi perlu ditingkatkan untuk menumbuhkan iklim perekonomian yang sedang lesu agar tumbuh lebih baik.

Taufik kepada pers di Jakarta, Sabtu (8/8), mengatakan, di tengah kondisi ekonomi yang tidak "bersahabat" saat ini, para menteri ekonomi diharapkan untuk lebih bisa berkoordinasi dengan baik dalam mengatasi persoalan ekonomi.

Mereka harus bisa mengantisipasi situasi yang saat ini tidak "bersahabat. "Ini kondisi ekonomi global semuanya sedang tidak 'bersahabat'," katanya.

DPR mengharapkan agar ada koordinasi yang lebih baik. "Terutama mendekati penyampaian nota keuangan yang murni dari pemerintahan saat ini pada tanggal 14 Agustus nanti," ujar Taufik.

DPR pada 14 Agustus mendatang akan mendengarkan program yang menjadi priroritas pemerintah. "Pembahasan draf awal antara DPR dan pemerintah melalui menteri keuangan sudah dimulai tanggal 20 Mei lalu dan sudah disepakati usulan dan rencana pagu-pagu indikatif secara makro," katanya.

Pada kurun masa sidang lalu sampai sekarang, pemerintah tentunya telah melakukan penyesuaian terhadap situasi ekonomi. "Kami tentu berharap menteri ekonomi telah bekerja keras memperbaikinya sebelum disampaikan oleh presiden nanti," katanya.

Taufik yang juga politisi PAN mengatakan, APBN 2015 yang disusun pada pemerintahan periode lalu tentunya ada batasan dan ketidaksesuaian dengan program pemerintahan saat ini, meskipun sudah sedikit disesuaikan dengan APBN-P 2015. Namun, menurut Taufik, hal itu sebenarnya bisa di atasi dengan inovasi-inovasi ekonomi jika para menteri ekonomi bisa berkoordinasi dengan baik sehingga program-program kerakyatan tetap bisa berjalan dan roda perekomian tidak stagnan.

"Kita memiliki BUMN dengan aset Rp 4.600 triliun. Seharusnya jika memang program APBN belum bisa berjalan, BUMN bisa ikut mendorong perekonomian dan tidak ikut menjadi stagnan apalagi merugi," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement