Jumat 31 Jul 2015 17:21 WIB

Jokowi: Masa Depan Dunia Ada di Sekitar Garis Khatulistiwa

Presiden Jokowi beri arahan peserta rapimnas TNI-Polri
Foto: antara
Presiden Jokowi beri arahan peserta rapimnas TNI-Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan masa depan dunia ada di sekitar garis khatulistiwa karena intensitas sinar matahari yang terus-menerus membuat produksi pangan, energi, dan air tetap melimpah di wilayah tersebut.

Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Jumat, mengatakan kondisi itu merupakan anugerah Tuhan bagi masyarakat Indonesia.

"Ini adalah anugerah dari Alloh sehingga kalau manajemen tidak baik bisa kita perbaiki pada saatnya nanti dan kita harus optimis untuk bisa, Indonesia bisa menjadi pemasok pangan untuk dunia," katanya.

Menurut dia banyak peluang dan kesempatan yang bisa dimasuki oleh petani di Indonesia karena tercatat konsumsi beras dunia mencapai 450 juta ton pertahun, singkong 450 juta ton pertahun, dan ikan 100 juta ton pertahun. Oleh karena itu, ia menegaskan peningkatan produksi pangan Indonesia harus mulai ditangani dengan serius.

"Saya menggarisbawahi bahwa memang harus ada kerja sama antara pemerintah, Kementerian Pertanian, dengan HKTI," tuturnya.

Presiden yakin Indonesia bisa menjadi pemasok pangan dunia karena salah satunya, misalnya, di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang puluhan tahun kondisinya sama karena masalah air padahal lahannya tersedia.

"Bagaimana mau nanam, airnya saja tidak ada. Oleh sebab itu, 49 waduk yang akan dibangun 7 di antaranya di NTT, mulai tahun ini semuanya dibangun," ujarnya.

Ia menambahkan jika sudah ada waduk maka lahan perkebunan bisa ditanami. Selain itu di Merauke terdapat lahan subur seluas 4,6 juta ha, namun pembangunan waduk sejak zaman Belanda tidak ditindaklanjuti.

"Waktu saya cek hasil produksi petani 5-6 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare, bayangkan kalau 4,6 juta hektare bisa ditanami dengan hasil 8 ton per hektare maka dari 1 kabupaten bisa 120 juta ton produksi," tukasnya.

Namun, ia menambahkan perlu ada mekanisasi pertanian karena saking luasnya lahan sehingga tidak bisa digarap secara tradisional. Presiden juga sekali lagi menegaskan pentingnya pembangunan waduk, embung, dan penampungan air karena merupakan kunci suksesnya kedaulatan pangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement