Ahad 26 Jul 2015 10:02 WIB

Banyak Desa Kekeringan, Menteri Imbau Warga Shalat Istisqa

Warga Kota Bogor menggelar Shalat Istisqa' atau shalat meminta hujan di Lapangan Sempur, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jumat (24/7).  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Warga Kota Bogor menggelar Shalat Istisqa' atau shalat meminta hujan di Lapangan Sempur, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jumat (24/7). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah kekeringan yang melanda berbagai desa menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar. Dia menyerukan kepada warga untuk menunaikan shalat Istisqa, sebagai salah satu cara untuk mendatangkan hujan guna mengatasi musibah kekeringan yang melanda banyak desa di Indonesia.

“Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, menghadapi situasi sulit, seperti musibah kekeringan sekarang ini mari kita tundukkan kepala tengadahkan tangan memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih, saya serukan desa-desa secepatnya lakukan shalat Istisqa mohon segera diturunkan hujan, bagi saudara-saudara yang non-Muslim diharapkan juga berdoa menurut keyakinannya masing-masing,” ujar Marwan dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (26/7).

Dijelaskan Marwan, Istisqa adalah shalat yang dilakukan bertujuan untuk memohon hujan kepada Yang Maha Kuasa. Hukum shalat Istisqa adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi yang terkena musibah kekeringan yang berakibat kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Sebelum melaksanakan shalat Istisqa dianjurkan semua jamaah memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah dilakukannya.

“Saya sejak beberapa waktu lalu telah memantau fenomena kekeringan yang melanda hampir semua daerah di Indonesia, tak kunjung turunnya hujan menyebabkan sumber air desa menjadi kering, warga desa kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari, kita juga khawatir akan terjadi gagal panen, begitu juga usaha desa seperti perkebunan, peternakan, perikanan darat, dan lainnya akan ikut terganggu atau

berhenti.”

Pihaknya mencatat, di Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat 379 desa dari 76 kecamatan mengalami ancaman kekeringan dan kekurangan air bersih, termasuk diantaranya kekeringan di lahan persawahan. Sementara di Pamekasan terdapat 80 desa yang rawan kekeringan, di Wonogiri sebanyak 38 desa.

Di daerah lain juga banyak desa yang sudah atau akan mengalami kelangkaan air. Bahkan kota Bogor yang terkenal sebagai kota hujan saat ini lebih separuh wilayahnya mengalami kekeringan dan darurat air bersih.

“Kondisi desa yang terkena musibah kekeringan ini harus segera kita atasi, kita upayakan solusinya bersama-sama, selain dengan upaya yang sifatnya lahiriah sangat penting juga kita ber-ikhtiar melalui upaya batiniah dan cara-cara spiritual dengan berdoa dan melakukan shalat Istisqa untuk memohon hujan turun guna mengatasi musibah kekeringan yang terjadi saat ini,” kata politikus PKB tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement