Rabu 15 Jul 2015 20:49 WIB

Petisi Jadikan Tempe Warisan Budaya Dapat Ribuan Dukungan

Kedelai, bahan baku pembuatan tempe.
Foto: dok Republika
Kedelai, bahan baku pembuatan tempe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petisi terkait tempe melalui laman web change.org yang dibuat untuk mendukung dimasukkannya peganan tersebut sebagai warisan budaya Indonesia (Indonesian Cultural Heritage) didukung ribuan pengguna internet.

"Dalam masa-masa liburan ini, muncul sebuah petisi mengajak masyarakat agar mendukung dimasukkannya tempe sebagai warisan budaya Indonesia (Indonesian Cultural Heritage) dan telah didukung oleh ribuan 'netizen'," kata Direktur Komunikasi change.org Indonesia Desmarita Murni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/7).

Petisi yang dibuat oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) ini ditujukan kepada badan PBB yang menangani kebudayaan yaitu UNESCO dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

Menurut informasi yang dihimpun, petisi yang berjudul "Dukung Tempe Sebagai Warisan Budaya Indonesia" itu hingga Rabu (15/7) pukul 17.00 WIB, telah didukung lebih dari 5.000 pengguna internet.

Adapun isi dari petisi yang dibuat Pergizi tersebut menyebutkan tempe merupakan produk fermentasi kacang kedelai oleh kapang 'Rhizopus Oligosporus' yang dibuat dengan proses unik dan ditemukan beberapa abad lalu oleh nenek moyang Indonesia.

Pergizi menulis dalam petisinya, tempe sekarang sudah sangat dikenal oleh banyak penduduk di beberapa negara. Bukti sejarah menunjukkan bahwa tempe dengan bahan dasar kedelai merupakan produk fermentasi yang pertama kali dibuat oleh masyarakat Jawa Tengah dan sudah biasa dikonsumsi sejak tahun 1700-an.

Di Indonesia sendiri, tempe telah diterima sebagai salah satu pangan sehat dan bergizi tinggi. Meskipun demikian, tempe masih dianggap sebagai pangan kelas sosial ekonomi rendah.

"Hal ini menjadi salah satu alasan tempe masih kurang mendapat perhatian mendalam dari pemerintah, para pengambil kebijakan dan swasta sehingga perkembangan tempe di Indonesia relatif lamban," kata perwakilan Pergizi Septian.

Dengan terinspirasi dari pengakuan UNESCO terhadap Batik dalam daftar "Intangible Cultural Heritage of Humanity", tempe memiliki potensi yang besar untuk tercantum dalam daftar tersebut. Bagi masyarakat Indonesia, tempe bukan sekedar makanan, tetapi memiliki nilai budaya, sejarah dan ekonomi bangsa.

"Karena keunikannya, tempe layak untuk menjadi simbol budaya Indonesia," ujar Septian.

Dia menambahkan, dengan tercantum dalam daftar "Intangible Cultural Heritage of Humanity" dari UNESCO, maka status tempe akan meningkat ?baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia.

"Hal tersebut juga dapat memperbaiki status tempe yang selama ini dikenal sebagai pangan masyarakat miskin sehingga dapat dikonsumsi dengan bangga oleh semua kalangan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement