Rabu 10 Sep 2025 15:19 WIB

Kemenkebud: Tempe Diajukan untuk Jadi Warisan Budaya Dunia

Pemerintah menargetkan, tempe diakui sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 2026.

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Direktur Promosi Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Undri.
Foto: Republika/Muhyiddin
Direktur Promosi Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Undri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang berupaya agar tempe mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia. Menurut Direktur Promosi Kebudayaan pada Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) RI, Undri, proses pengajuan status tempe hingga kini masih berlangsung di badan PBB tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan itu.

“Tempe itu sampai sekarang ini masih dalam proses pengajuan. Dalam proses itu, ada dokumen yang harus kita lengkapi, lalu kita ajukan kepada UNESCO. Nanti, UNESCO akan menilai dan mengevaluasi apakah ini layak atau tidak,” ujar Undri saat ditemui di sela-sela acara pembukaan World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 di Bumi Perkemahan Pramuka Nasional Cibubur, Jakarta, Selasa (9/9/2025) malam.

Baca Juga

Ia menjelaskan, jika seluruh tahapan berjalan lancar, maka pada 2026 UNESCO dapat menetapkan tempe sebagai warisan budaya dunia.

“Mudah-mudahan, kita berharap tahun 2026 nanti itu (tempe sebagai warisan budaya dunia) bisa ditetapkan oleh UNESCO,” katanya.

Selain menunggu keputusan UNESCO, Kemenkebud RI juga menyiapkan langkah promosi. Undri menjelaskan, tepat pada Hari Lahir Kebudayaan 17 Oktober 2026 mendatang, pemerintah akan mengaktifkan kampanye besar terkait tempe sebagai bagian penting dari gastronomi Indonesia.

“Insya Allah pada tanggal 17 Oktober 2026 sebagai Hari Lahir Kebudayaan itu akan kita aktifasi, bagaimana tempe ini bisa kita promosikan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, terkhusus lagi dalam bidang pangan, khusus lagi bagian gastronomi Indonesia,” ujarnya memaparkan.

Kemeriahan jambore

Jambore Pramuka Muslim Sedunia atau World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 resmi dibuka di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (9/9/2025) malam. Acara akbar yang diikuti 18 ribu peserta dari 16 negara ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan satu abad Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH Hamid Fahmi Zarkasyi menyebut WMSJ 2025 sebagai momen bersejarah. Sebanyak 550 santri dan alumni Gontor turut menjadi panitia, dibantu 2.500 relawan yang seluruhnya alumni.

“Misi yang ingin disampaikan, karena kata Gontor itu namanya adalah Darussalam, kampung damai, kita ingin memberikan pesan kepada dunia "Dari kampung damai, menuju dunia yang damai",” ujarnya di sela-sela acara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement