REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Dahlan Iskan enggan diwawancara. Bahkan, dengan wartawan dari Jawa Pos pun, ia mengaku tidak mau. Dia lebih memilih untuk menjelaskan kronologis kasus yang menimpanya melalui Gardudahlan.com.
"Mungkin ada yang mengira saya akan minta Jawa Pos Group untuk menjadi corong saya dalam menghadapi perkara gardu induk PLN di mana saya sudah ditetapkan menjadi tersangka," kata Dahlan. Dia tidak mau menggunakan surat kabar miliknya, lantaran bisa berimbas negatif.
"Saya akan menjadi beban bagi Jawa Pos Group kalau saya tidak berubah. Maka untuk 'corong pribadi' itu saya meluncurkan ini: gardudahlan.com," tulis Dahlan.
Dia pun berjanji, tidak akan melayani permintaan wawancara media. Bahkan, hal itu dilakukannya kepada wartawan Jawa Pos. "Saya akan selalu menyalurkan keterangan saya melalui gardudahlan itu. Saya tidak akan memberikan wawancara pers. Termasuk tidak akan memberikan wawancara kepada Jawa Pos Group."
Mantan menteri badan usaha milik negara (BUMN) Dahlan Iskan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta. Dahlan diduga terlibat korupsi gardu induk Unit Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa Bali dan Nusa Tenggara PT PLN Persero tahun anggaran 2011-2013.