Kamis 14 May 2015 18:06 WIB
Prostitusi Artis

Sosiolog: Bahaya Jika Prostitusi tak Dituntaskan

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Praktik prostitusi yang melibatkan artis papan atas (ilustrasi).
Foto: Reuters
Praktik prostitusi yang melibatkan artis papan atas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus prostitusi yang sudah merambat kepada kalangan artis sebagai pekerja seksual (PSK) sudah memperlihatkan bahwa prostitusi bukan lagi berlatar belakang ekonomi saja. Oleh karena itu, sosiolog Musni Umar mengkhawatirkan hal tersebut bisa berakibat buruk kepada generasi muda.

“Bahaya jika prostitusi tidak dituntaskan. Kasus prostitusi ini kan sudah diketahui luas oleh masyarakat, yang saya khawatirkan puteri-puteri Indonesia kemudian mengikuti cara ini,” ungkap Musni kepada ROL, Kamis (14/5).

Menurutnya, kasus tersebut merupakan suatu bisnis yang bukan bernilai kecil jika dilihat dari prostitusi kelas atas. Masih menurut Musni, perolehan materi yang mencapai Rp 80 juta hingga Rp 200 juta tentu merupakan bisnis yang luar biasa.

“Orang kan pasti tergiur, namanya juga manusia,” kata Musni. Menurutnya dengan terbukanya kasus tersebut akan juga menimbulkan peluang untuk semakin besarnya prostitusi merajarela. 

“Manusia kan inginnya meniru, apa yang dilihat dan didengar pasti akan berpengaruh. Maka akan jadi berbahaya jika masalah prostitusi online artis ini tidak menjadi momentum sebagai langkah awal untuk memberantas prostitusi. Baik di kalangan bawah hingga kalangan atas yang dilakukan oleh para artis,” tutur Musni.

Selain itu, untuk memberantas prostitusi tersebut, Musni menjelaskan butuh peran penting dari pemerintah, DPR, dan masyarakat. Menurutnya, kejadian prostitusi online artis yang mengkhawatirkan ini bisa memicu kesadaran pemerintah untung membuat payung hukum yang jelas dan dapat mengancam pelaku prostitusi baik bagi mucikari, PSK, dan pemakai PSKnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement