Kamis 30 Apr 2015 07:00 WIB

Kecam Hukuman Mati, Axl Rose Tulis Surat untuk Jokowi

Vokalis Guns N' Roses, Axl Rose.
Foto: Reuters
Vokalis Guns N' Roses, Axl Rose.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Vokalis Guns N' Roses, Axl Rose mengirim surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Dia memprotes eksekusi mati terhadap terpidana narkoba. Axl Rose menuliskan kecaman terhadap pemerintah Indonesia melalui Facebook Guns N' Roses dan kicauan Twitter, @axlrose.

Surat tersebut juga dimuat di RollingStone.com. Berikut isi lengkapnya:

27 April, 2015

Presiden Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

Istana Merdeka

Jakarta Pusat 10110, Indonesia

Bapak Presiden,

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca surat ini. Pada 2012 saya dan Guns N 'Roses telah beruntung dan mendapat keistimewaan untuk tampil di negara Anda, di Jakarta bagi masyarakat Indonesia, di mana kita menikmati dan terkejut dengan kehangatan yang luar biasa dari fans Indonesia selama pertunjukan kami, dan dalam memenuhi keinginan penggemar dan orang-orang di manapun kami pergi. Itu adalah pengalaman yang sangat istimewa dan menyenangkan yang kami beruntung bisa memilikinya sebagai kenangan sebagai indah. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada negara Anda telah menunjukkan kepada kami kehangatan dan keramah-tamahan yang tulus.

Perhatian utama atas korespondensi ini sehubungan dengan eksekusi yang akan dijatuhkan kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari kelompok yang disebut Bali Nine dan Mary Jane Fiesta Veloso. Dalam mengikuti kisah mereka dalam komentar tertentu yang dibuat tentang mereka oleh Jaksa Agung Indonesia bahwa upaya mereka dan orang-orang dari wakil-wakil mereka melalui pengadilan "hanyalah mengulur-ulur waktu", saya merasa dengan segala hormat, terpaksa bertanya mengapa seorang pejabat pemerintah mengejek upaya orang yang mencoba untuk menyelamatkan hidup mereka sendiri atau kehidupan orang lain melalui jalur hukum yang tepat? Dan jika atau mengapa pemerintah Indonesia membenarkan komentar seperti itu dari para pejabatnya?

Karena ketiganya masih hidup, ini jelas bukanlah kasus di mana tidak ada yang bisa atau harus dilakukan oleh orang-orang yang peduli untuk melakukan yang terbaik dalam upaya untuk mengadili mereka. Dalam keadaan tersebut, dapat terlihat bahwa jika mereka dieksekusi, patut disayangkan bila pemerintah Indonesia menjadi kriminal yang

lebih ofensif.

Saya memohon Anda Bapak Presiden, Bapak Joko Widodo untuk menggunakan kekuatan Anda dalam cara-cara untuk memperkuat hubungan internasional antara negara Anda dan negara lain, untuk menunjukkan kekuatan negara Anda dan memungkinkan dunia untuk menyaksikan tindakan kemanusiaan yang luar biasa dan keberanian Anda dan negara Anda.

Untuk menunjukkan kepada diri kita masing-masing bahwa masih ada harapan dan penebusan yang benar pada saat kehilangan harapan dan putus asa, bahwa rehabilitasi dan mengubah hidup seseorang bukan hanya di satu tempat, setelah mati yang mungkin ada atau diyakini oleh seseorang, tapi di bumi ini setiap kita dapat melakukan yang

paling baik dalam hidup yang sekarang ini. Di mana keadilan sejati lebih baik dicapai dengan tidak membunuh, tidak mengakhiri kehidupan seseorang dan tidak merusak orang lain, tetapi dalam kasus ini, situasi ini, sekarang pada saat ini di tangan Anda dengan menyelamatkan kehidupan dua pemuda ini, yang dalam sistem penjara di Indonesia telah terbukti mampu menjadi kontributor produktif dan positif bagi masyarakat.

Kejahatan mereka kini telah lama berlalu, hati dan pikiran mereka selamanya telah diubah oleh kejahatan mereka, pengadilan mereka, luka yang mereka timbulkan kepada orang yang mereka cintai, warga sebangsa mereka, rehabilitasi mereka, penyesalan mereka, rasa ketakutan yang tertanam dan melekat dari realitas yang menghancurkan dari kehidupan yang drastis, konsekuensi antara hidup dan mati, dan keinginan terdalam mereka untuk menjadi orang yang berbeda dan lebih baik dan jika tidak diampuni, mereka ingin diberi belas kasihan dan kesempatan untuk membuktikan diri.

Dalam dunia di mana yang buruk sering mengalahkan yang baik dan kejahatan dan hal-hal yang negatif akan lebih sering tampil dan menjadi lebih umum, kita butuh dan dapat menggunakan setiap orang untuk memilih membuat perbedaan, namun pilihan yang muncul yang bisa kita dapatkan, yang bisa kita selamatkan, bahwa kita bisa

menyelamatkan dan menyisakan kehidupan orang-orang yang telah melihat dan belajar dari kesalahan mereka dan dengan berbuat demikian kita menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa kita mampu memaafkan dan memiliki belas kasihan, keberanian, kekuatan, dan kemanusiaan yang jauh lebih besar dari mereka yang berusaha mengalahkan dan

menghancurkan kita.

Untuk tidak melakukannya, tidaklah hanya mengirimkan pesan melainkan pesan yang dingin, kejam dan ketidak pedulian tanpa harapan dan kebutaan dari kekuatan yang ada. Harap jangan menjadi jenis manusia seperti ini, jenis individu yang dibutakan oleh kekakuan dan tidak fleksibel dan mengabaikan kekuatan sejati Anda dan kebijaksanaan

dengan tidak mengakui perubahan yang nyata, yang telah disaksikan dan dikonfirmasi oleh hampir semua orang yang telah terlibat dengan salah satu dari orang-orang ini selama penahanan mereka.

Memang benar saya tidak tahu orang-orang ini dan saya juga belum pernah bertemu mereka, tetapi kisah mereka telah menyentuh saya sangat dalam. Saya dan juga banyak orang lain bisa dengan mudah menemukan diri kami dalam posisi mereka yang malang dan posisi bersalah yang tak terbantahkan lagi.

Orang membuat kesalahan, kadang kesalahan yang besar dan amat disesalkan, dan kadang-kadang lebih penting orang belajar dari kesalahan mereka dan membuat pilihan baru, berusaha dan berhasil dalam perubahan positif yang benar. Untuk tidak mengakui dan memberikan perubahan tersebut, kesempatan untuk membuktikan nilai itu, akan tampak dalam hal ini sebagai kejahatan yang lebih besar daripada kesalahan yang telah didakwakan kepada mereka.

Ini jelas bukan kasus pembunuhan berat, tak kenal ampun, pembunuh dengan kekerasan atau keserakahan tanpa memperhatikan kehidupan orang lain. Mereka bukanlah para penipu yang berbohong dan berpura-pura dalam perilaku mereka selama bertahun-tahun, hanya untuk kembali sebagai mereka yang dulu dan kini tidak lagi. Bahwa orang harus

mati, murni sebagai contoh kepada orang lain, menurut pendapat saya mirip dengan penculikan atau teroris membunuh para sandra untuk menunjukkan maksud mereka dan agar tuntutan mereka dipenuhi.

Dalam melaksanakan hukuman mati mereka, contoh yang ditampilkan di sini adalah salah satu keadilan yang kejam, di mana hukuman di tahap kehidupan terdakwa, berdasarkan rehabilitasi dan penyesalan yang tulus selama bertahun-tahun tidak lagi sesuai dengan kejahatan mereka yang asli.

Untuk membunuh orang-orang ini di bawah kondisi perubahan yang nyata, mereka ingin menjadi yang lebih baik, tampak seperti tindakan barbar, terbelakang dan benar-benar memalukan kebanggaan, ego, rasa takut dan prasangka, prasangka terhadap sistem Anda sendiri dan jiwa-jiwa orang yang telah melakukan apa yang telah dianggap kejahatan

dari satu hari membuat kesalahan dan memiliki kesempatan untuk membuat hal yang benar dengan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka, dan bukan dengan bagaimana mereka secara brutal dan diabaikan akhirnya dieksekusi.

Dalam kasus dan penundaan pelaksanaan eksekusi terhadap Mary Jane Fiesta Veloso, mengeksekusi mereka di anak tangga paling bawah dalam rantai perdagangan narkoba atau mereka yang tertangkap dalam jaringan perdagangan manusia yang mungkin tidak memiliki kemewahan representasi atau penerjemah yang memenuhi syarat selama persidangan mereka, tampaknya lebih dari tidak adil dan membuktikan apa?

Bahwa sebuah pemerintah memilih untuk mengutuk mereka, yang tampaknya sedikit jika ada yang benar-benar peduli atau pernah peduli untuk memulai sesuatu? Seorang ibu yang cukup mungkin punya harapan yang tulus untuk membuat kehidupan yang lebih baik baginya dan anak-anaknya telah hancur dalam keadaan tragis dan dengan eksekusinya hanya membuat hal-hal buruk untuk keluarganya dan kesedihan bagi mereka yang jauh lebih benar-benar peduli.

Saya menyadari bahwa saya bukan siapa-siapa dan tidak ada urusan dengan Anda atau orang-orang dari pemerintah Anda dan bagaimana surat ini dibaca atau orang lain selain diri Anda yang berpikir bahwa surat ini tidak relevan. Hanya kehidupan tiga manusia ini yang penting sekarang. Saya mengatakan, saya tidak berbicara dengan bercanda atau pujian omong kosong ketika saya berbicara tentang bagaimana saya dan kelompok saya dipengaruhi oleh kehangatan yang tulus yang telah ditunjukkan kepada kita oleh masyarakat Indonesia selama pertunjukan kami dan selama tinggal di Jakarta.

Saya meminta Anda sekarang untuk menunjukkan kedalaman besar dari kemanusiaan dan kasih sayang sekarang untuk individu-individu ini dan menyangkal sifat haus darah dalam perang Anda melawan narkotika dan memberikan grasi kepada tiga orang ini dan menyelamatkan mereka dari eksekusi secara permanen, dan mengubah jalan hidup Anda sendiri dan tempat dalam negara Anda dan sejarah dunia. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan apa yang Anda bisa lakukan dengan kekuatan Anda, dan itu adalah kekuatan untuk menunjukkan kebaikan dan belas kasihan, yang mana kemurahan rahmat benar-benar dihargai dan dihormati, tidak hanya bagi terdakwa, tetapi oleh seluruh

dunia dan banyak pemimpin-pemimpinnya.

Beri mereka kesempatan untuk membuktikan bahwa Anda benar dengan menunjukkan bahwa di mana kematian mereka pada tahap ini hanya dapat membuktikan suatu hal yang tragis dan oleh semua yang terlibat dapat dihindari dan tidak perlu dilakukan. Anda telah menunjukkan yang Anda maksudkan dan mengobarkan ketakutan, baik di hati dan pikiran para terdakwa dan siapa pun, walaupun jauh, yang sedang mempertimbangkan pilihan yang buruk atau sudah terlibat dalam dunia tersebut (kejahatan narkotika). Kejahatan mereka tidak bergantung pada waktu di jam tangan Anda. Hidup adalah satu-satunya hal yang penting sekarang, bukan kematian tapi hidup.

Hormat saya,

W Axl Rose

Tembusan:

Sekretaris Negara AS, John Kerry

Duta Besar AS untuk Indonesia, Dubes Robert O. Blake Jr.

Duta Besar dan Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB, Yang Mulia Mr.Rezlan Ishar Jenie

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia (Komnas HAM), Mr. Ifdhal Kasim,

Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement