Senin 30 Mar 2015 21:05 WIB

Dokter-Dokter Juga Kecewa pada Jokowi

Rep: c74/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin Rapat Terbatas bidang Pertahanan dan Keamanan, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/3).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin Rapat Terbatas bidang Pertahanan dan Keamanan, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Puluhan dokter menggelar aksi demostrasi di Bundaran Balaikota Malang, Senin (30/3). Aksi demonstrasi dokter ini merupakan bentuk kekecewaan atas kinerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penegakan hukum, stabilitas ekonomi, dan pemerataan kesejahteraan menjadi fokus para dokter dalam aksi kali ini.

Dr Atma Gunawan koordinator aksi mengatakan, dokter juga merasakan keterpurukan negeri ini. Ia mengatakan dokter tidaklah cukup untuk sekadar mengobati pasien. Karena menurutnya, permasalahan pasien tidak sekedar masalah penyakit.

"Masalah menyelamatkan KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi, masalah penegakan hukum yang berjalan lamban, masalah harga yang melambung, kemudian masalah ketimpangan pendapatan antara aparatur negara," kata Atma, Senin (30/3).

Ada empat hal yang dituntut para dokter, perawat, dokter spesialis, mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya dan tenaga medis lainnya yang ikut dalam aksi ini.

1. Penyelematan lembaga pemberantasan korupsi KPK dari upaya pengkerdilan.

2.Para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia Cabang Malang ini juga meminta pemerintah untuk menegakan hukum yang adil.

3. Menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena semakin mencekik rakyat.

4. Pemerataan pendapatan aparatur negara dan pengabdi masyarakat. Karena menurut Atma penghasilan petugas pajak dengan dokter saat ini jauh lebih besar. Tunjangan petugas pajak dapat mencapai ratusan juta. Sedangkan para dokter yang bekerja di daerah terpencil dengan segala resiko tidak lebih Rp 5 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement