REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas, menilai tak perlu dibentuk tim transisi untuk menjembatani pergantian kepemimpinan dari Presiden Jokowi ke Prabowo. Sebab, Pemerintahan Prabowo kelak adalah kelanjutan dari Pemerintahan Jokowi.
"Kan ini estafet, tidak ada jeda. Nanti setelah Pak Prabowo dilantik, langsung lari. Ini kan kelanjutan sehingga tidak ada transisi," ujar Zulhas usai acara buka puasa bersama Prabowo di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2024).
Kendati Prabowo-Gibran mengusung program berbeda dengan Jokowi, Zulhas tetap menilai tim transisi tak diperlukan. Pasalnya, orang-orang yang akan bekerja di Pemerintahan Prabowo adalah orang yang sama dengan yang menjadi pembantu Jokowi sekarang. Kesamaan orang itu diyakini bakal membuat Pemerintahan Prabowo dapat bekerja dengan cepat.
"Ini dilanjutkan saja. Orang-orangnya itu-itu juga, sama aja. Dengan begitu bisa cepat berlari, tidak perlu belajar enam bulan atau setahun untuk penyesuaian," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, Jokowi kini selalu melibatkan Prabowo dalam setiap rapat-rapat kabinet. Menurutnya, Jokowi memberikan bimbingan kepada Prabowo.
"Sekarang, semua rapat, presiden terpilih (Prabowo) sudah ikut, selalu diundang oleh Pak jokowi. Pak Jokowi kan luar biasa ya, pemimpin kita, membuat kemajuan yang luar biasa, juga membimbing," ujar mantan Ketua MPR itu.
Prabowo menyampaikan hal senada. Dia berkesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada masa transisi karena timnya juga adalah bagian dari pemerintahan Jokowi. Empat ketua umum partai pengusung Prabowo-Gibran diketahui merupakan menteri Kabinet Jokowi.
"Kami pun bagian dari pemerintah. Jadi, bisa dikatakan nanti sebenarnya tidak ada masa transisi yang kaku tapi sudah merupakan suatu, bisa saya ibaratkan sebagai penerusan ataupun pemberian tongkat estafet kepada kita," kata Menteri Pertahanan itu usai acara buka bersama PAN.
Prabowo juga mengakui bahwa Jokowi memainkan peran sangat besar. Pasalnya, dirinya dibimbing langsung oleh Jokowi untuk memahami persoalan-persoalan Indonesia seperti masalah energi, pangan, hilirisasi, kemiskinan, dan perubahan iklim.
"Pak Jokowi sangat besar peranannya dalam membimbing saya dan tim untuk memahami persoalan-persoalan bangsa," kata Prabowo, sosok yang menjadi rival Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019 itu.